Radartasik, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada Volodymyr Zelensky harus memulai kembali negosiasi dengan Rusia dan menawarkan diskusi dalam proses perdamaian.
“Kami menginginkan perdamaian, yang berarti bahwa begitu kami mencapai gencatan senjata, diskusi harus dilanjutkan,” kata pemimpin Prancis itu saat berkunjung ke Rumania.
“Presiden Ukraina harus bernegosiasi dengan Rusia dan kami orang Eropa akan hadir di meja itu untuk menawarkan jaminan keamanan,” tambah Macron saat berbicara kepada media bersama rekannya dari Rumania, Klaus Iohannis.
Kunjungan Macron termasuk pertemuan dengan para pemimpin politik dan dengan pasukan Prancis yang dikerahkan ke pangkalan militer Mihail Kogalniceanu sebagai bagian dari penguatan NATO di Eropa timur.
Dia menegaskan kehadiran 500 tentara Prancis sebagai "pesan komitmen yang jelas" terhadap kebijakan blok itu selama pidato di pangkalan itu.
NATO telah meningkatkan kehadiran pasukan di seluruh Eropa Timur yang mengklaim hal itu perlu untuk mencegah Rusia menyerang.
Moskow langsung menganggap penumpukan pasukan itu sebagai konfirmasi permusuhan terhadap Rusia dan pelanggaran batas.
Selama konferensi pers dengan Iohannis, Macron menegaskan bahwa permusuhan berkepanjangan dengan Rusia bukanlah solusi jangka panjang yang layak untuk keamanan Eropa.
“Kami orang Eropa berbagi benua dengan Rusia dan geografinya keras. Rusia ada di sini hari ini, akan ada di sini besok dan ada di sini kemarin,” tuturnya dikutip dari Russian Today.
Kunjungan Macron ke Rumania dapat dilanjutkan dengan perjalanan ke Ukraina, di mana ia akan bergabung dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi. Tur itu tidak dikonfirmasi secara resmi tetapi dilaporkan sedang dalam proses.
Ukraina telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan dengan Rusia, ada beberapa kemajuan telah dicapai dalam merumuskan kemungkinan kesepakatan damai.
Kiev berjanji untuk mempertahankan status netral dan menahan diri dari kerja sama militer dengan NATO dengan imbalan mendapatkan jaminan keamanan dari kekuatan dunia terkemuka, termasuk Rusia.
BACA JUGA:Presiden Ukraina Bersumpah Akan Merebut Kembali Donbass Dan Krimea
Pembicaraan terhenti setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di kota Bucha dekat Kiev. Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim bahwa rakyatnya tidak akan mendukung kesepakatan damai dengan Moskow karena dugaan kekejaman yang dibantah oleh Rusia.
Zelensky bahkan menyatakan Ukraina akan memenangkan pertarungan melawan Rusia di medan perang dengan bantuan senjata asing dan bantuan sudah dicurahkan oleh AS dan sekutunya.
Para pejabat Ukraina menyalahkan lambatnya proses mempersenjatai militernya oleh Barat sehingga kehilangan wilayah yang terus berlanjut serta tingginya jumlah korban yang diderita Ukraina dalam pertempuran lawan Rusia itu.
Moskow menunjukkan bahwa mengabaikan isu-isu yang perang dan perdamaian telah menjadi tanda masa jabatan Zelensky, sebagai presiden dan sebelum dia terpilih. Sebelumnya ia juga mengatakan Barat memicu konflik bukannya mendorong Kiev untuk mencari resolusi damai untuk itu.