Radartasik, Ukraina akan menerima kiriman senjata berat pertama dari Jerman sekitar tanggal 22 Juni, hari ketika Nazi menyerang Uni Soviet dalam PD II menurut Andrey Melnyk Duta Besar Ukraina untuk Berlin.
Pengiriman itu diharapkan mencakup tujuh howitzer PzH 2000 yang dijanjikan oleh Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht pada awal Mei jelas Andrey Melnyk yang mengatakan kepada Novoye Vremya surat kabar Ukraina.
Panzerhaubitze 2000, disingkat PzH 2000 adalah Tank dengan artileri 155 mm buatan Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei Wegmann dan Rheinmetall untuk Angkatan Darat Jerman. PzH 2000 menjadi salah satu dari beberapa sistem artileri konvensional paling tangguh yang diluncurkan sekitar tahun 2010-an
“Kami akan mendapatkan sistem senjata ini sekitar 22 Juni,” kata Melnyk dikutip dari Russian Today, tapia dia kembali mengkritik Berlin karena terlalu lambat dalam pengiriman senjata.
Tanggal yang disebutkan oleh duta besar adalah hari ketika Nazi Jerman menginvasi Uni Soviet pada tahun 1941. Uni Soviet mencakup Ukraina dan Rusia pada waktu itu, Ukraina adalah salah satu wilayah Soviet pertama yang diserang oleh Nazi.
Melnyk sendiri tidak mengomentari pilihan tanggal tersebut. Sebaliknya, ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Ukraina selanjutnya akan menerima 15 sistem pertahanan udara self-propelled Gepard pada akhir Juli dan pengiriman 15 sistem Gepard lainnya sebulan kemudian.
Kementerian Pertahanan Jerman sebelumnya telah mengkonfirmasi rencananya untuk mengirim 15 sistem Gepard ke Ukraina pada bulan Juli.
Berlin telah memasok senjata ke Kiev sejak dimulainya operasi militer Rusia pada akhir Februari. Namun, semua pengiriman sejauh ini hanya melibatkan senjata ringan, rudal anti-tank dan anti-udara portabel, serta amunisi dan bahan bakar.
BACA JUGA:Embargo Gas Rusia Menjadi Racun Bagi Jerman
Kebijakan pemerintah Jerman dalam pengiriman senjata dikritik oleh Kiev termasuk beberapa negara Uni Eropa dan bahkan mitra koalisi Kanselir Olaf Scholz.
Melnyk sendiri tidak berbasa-basi saat mengkritik pemerintah Jerman dan bahkan menyebut Scholz sebagai "hati yang tersinggung" atas penolakannya untuk berkunjung ke Kiev setelah pihak berwenang Ukraina menghina Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada pertengahan April.
Duta besar Ukraina menuduh pemerintah Jerman menunda pengiriman senjata berat dan menyatakan bahwa Kiev telah memiliki perjanjian dengan produsen senjata Jerman dan tinggal menunggu persetujuan pemerintah selama berminggu-minggu.