radartasik.com, JAKARTA, RADSIK - Butuh peran pendidikan tinggi (PT) dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan inovatif. Karena itu, di tengah masih cukup banyaknya tantangan nasional, Indonesia tertuntut untuk terus dapat mengembangkan kualitas pendidikan tinggi.
Plt Dirjen Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek RI Prof Ir Nizam PhD mengatakan, beberapa tantangan yang dihadapi negara saat ini adalah kesenjangan dan ketergantungan impor.
Dia menyatakan, Indonesia tidak bisa berkembang kalau terus menerus mengandalkan buruh murah dan sumber daya alam saja. Inovasi-inovasi harus terus didorong melalui peran penting perguruan tinggi. Secara jumlah, sebetulnya PT di Indonesia sudah cukup banyak.
”Jika dibandingkan dengan Tiongkok, jumlah PT di Indonesia hampir dua kalinya. Yaitu sebanyak 4.593 di tahun 2020, sedangkan Tiongkok ada di kisaran 2.500,” jelas guru besar Teknik Sipil UGM itu.
Namun, PT di Tiongkok sudah berskala besar. Mampu menaungi lebih banyak mahasiswa. ”Di sana jumlahnya puluhan juta mahasiswa. Kalau di Indonesia, data terbaru 2022 ini mahasiswanya masih mendekati 9 juta orang,” paparnya.
Nah, kalau PT masih berskala kecil maka efisiensinya menjadi kurang. Perbaikan kualitas juga sulit dilakukan. PT kecil mesti dorong untuk merger supaya bisa lebih besar. Nizam menyebut, dalam dua tahun terakhir, data menunjukkan ada sekitar 100 PT swasta kecil yang sudah melakukan merger.
Kemendikbudristek juga menyediakan insentif untuk membantu proses merger. Insentif itu salah satunya untuk biaya mengurus legalitas hukum. ‘’Dengan skala yang lebih besar, PT akan lebih mudah untuk memperbaiki kualitasnya,’’ ungkapnya.