Radartasik.com, KOTA TASIKMALAYA — Ribuan mahasiswa gabungan dari berbagai universitas mengepung Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya, Jumat (8/4/2022) sore.
Mereka yang berunjuk rasa terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Tasikmalaya, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tasikmalaya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsil, PII dan IMM.
Para pengunjuk rasa menyuarakan penolakan terhadap kenaikan BBM, kenaikan harga pangan, menolak kenaikan PPN, menolak IKN karena dianggap cacat hukum dan merusak ekologi.
Selain itu para pendemo menolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan tiga periode Presiden Jokowi, karena dianggap menghianati amanat reformasi.
Seluruh mahasiswa merangsek masuk Gedung Paripurna DPRD Kota Tasikmalaya, karena tidak kunjung ditemui oleh anggota dewan.(Ujang Nandar/radartasik.com)
Isu santer soal monyak goreng turut disuarakan. Para pendemo meminta mafia minyak goreng di Kota Tasikmalaya agar diusut.
Pantauan radartasik.com, pendemo dari gabungan mahasiswa itu berorasi di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya. Mereka kemudian masuk ke areal parkiran, setelah itu membakar ban dan menyalakan petasan.
Selang beberapa menit, seluruh mahasiswa merangsek masuk Gedung Paripurna, karena tidak kunjung ditemui oleh anggota dewan.
Koordinator dari HMI Robi Samsul Maarif mengatakan, aksi ini untuk menyuarakan ketidakjelasan pemerintah terhadap permasalahan mulai keniakan harga BBM juga kenaikan harga pangan seperti minyak goreng.
"Di bawah, masyarakat sangat bergejolak. Apalagi itu menjadi salah satu bahan pokok masyarakat," kata dia.
Menurut dia, bahan pokok saat ini hanya mampu dijangkau kalangan tertentu saja. "Untuk minyak goreng sendiri kami juga meminta adanya pengungkapan terhadap mafia-mafia di Kota Tasikmalaya," pintanya.
Hingga menjelang mangrib, para pengunjuk rasa masih melakukan konvoi keliling Kota Tasik. (Ujang Nandar/radartasik.com)