Gus Muwafiq Sebut Aksi Pawang Hujan Bukan Musyrik Tetapi Ilmu Spiritual

Jumat 25-03-2022,03:30 WIB
Reporter : ocean

radartasik.com,  JAKARTA — Aksi pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari alias Mbak Rara pada ajang MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, akhir pekan lalu, dianggap sebagian orang sebagai perbuatan musyrik.

Mbak Rara pun banjir cemoohan dan hujatan. Namun, KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq justru menyebut hal yang dilakukan Mbak Rara itu bukan musyrik.

Gus Muwafiq menyatakan tindakan Mbak Rara adalah ilmu yang disebut spiritual. Dia menambahkan musyrik tidak seperti itu.

”Bahwa manusia memiliki usaha. Misalnya berlindung dari harimau, manusia membuat senapan. Berlindung dari gempa membuat fondasi, berlindung dari hujan ya membuat ilmu pawang,” ujar Gus Muwafiq seperti dikutip dari channel YouTube BBS Kemranjen pada Kamis (24/3/2022). 

Untuk survive, kata dia, manusia membutuhkan ilmu. Ilmu-ilmu tersebut ada karena manusia harus survive.

”Untuk antihujan ya butuh ilmu antihujan dong. Kalau semuanya tiba-tiba dikatakan musyrik, menanam padi untuk survive adalah musyrik juga. Karena lebih percaya pada padi daripada Allah,” terangnya.

Gus Muwafiq menantang orang-orang yang menuduh Mbak Rara musyrik agar berdoa supaya tidak turun hujan.

”Ya nggak apa-apa udah. Kalau dia bilang musyrik, suruh dia datang dan suruh berdoa, hujan nggak itu. Suruh dia berdoa di situ. Kalau masih hujan, berarti doanya tidak manjur. Gitu aja,” terangnya.

Gus Muwafiq menambahkan jika semua disiplin ilmu disebut musyrik dan orang yang menuduhnya tidak tanggung jawab, maka jadinya hanya bisa memusyrikkan. 

”Mandalika butuh tidak hujan, maka adanya itu ya suruh gunakan itu. Yang bijaksanalah dengan ilmu. Jangan semua ilmu kemudian disebut musyrik,” papar Gus Muwafiq.

Dia menerangkan aksi pawang hujan itu bukan budaya. Tetapi ilmu. ”Itu namanya spiritual,” tukasnya.

Gus Muwafiq menjelaskan yang dimaksud adalah ilmu menyiasati hujan. Untuk menurunkan hujan dan supaya tidak turun hujan juga ada ilmunya. 

Dia menceritakan Mbah Kholil Bangkalan (Syaikhona Muhammad Kholil) juga pernah melakukan hal serupa. Saat itu, Mbah Kholil diminta Bupati Bangkalan, Madura, karena ada acara pernikahan. 

Bupati Bangkalan minta kepada Mbah Kholil supaya tujuh hari tujuh malam tidak hujan. ”Kemudian Mbah Kholil menulis sesuatu lalu suruh dipaku di atas pintu,” kata dia.

”Setelah nggak hujan beneran dengan alat itu, bupatinya pengen tahu. Ini tulisannya apa? Mbah Kholil menjawab ini tulisanya Bupati Balakna Raje. Siapa sih yang ngomong musyrik itu. Saya pengen tahu orangnya,” tutur Gus Muwafiq

Soal Mbak Rara yang beragama Islam, Gus Muwafiq tidak mempersoalkan. ”Lha memangnya kenapa. Saya juga sering diminta bagaimana hujan tidak datang. Kiai pasti diminta supaya tidak hujan. Yang punya ilmu macam-macam,” katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait