ARWT Gelar Operasi Pasar Murah, Pedagang Dibuat Pusing Kebijakan Minyak Goreng

Selasa 22-03-2022,08:40 WIB
Reporter : andriansyah

radartasik.com, RADAR TASIK - Setelah pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah Rp 14.000 per liter dan minyak goreng kemasan Rp 23.900 perliter, hal ini menimbulkan gejolak di masyarakat. Tentunya harga tersebut membebani masyarakat, karena terlalu tinggi.

Untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sembako, khususnya minyak goreng maka Asosiasi Rukun Warga dan Rukun Tetangga (ARWT) Indonesia DPC Kota Tasikmalaya menggelar operasi pasar murah (OPM) minyak goreng dan telur ayam ras di beberapa tempat.

Ketua Umum ARWT DPC Kota Tasikmalaya Odang Saepudin SE mengatakan, ARWT sebagai komunitas yang mengayomi masyarakat bermitra dengan pemerintah, tentunya terus peduli berpartisipasi dan memberdayakan masyarakat di setiap kondisi.

”Melihat kondisi saat ini, karena kebutuhan sembako sudah merangkak naik, apalagi minyak goreng yang mahal dan langka sudah dicabut subsidinya, ARWT membantu dengan membuat OPM minyak goreng kemasan dan telur ayam ras,” katanya kepada Radar, Senin (21/3/2022).

Wujud pelaksanaannya, sambung Odang, ARWT sebulan yang lalu sudah menggelar OPM minyak goreng di PAC Cipedes-Ranting Sukamanah. Lalu menyusul di PAC Tawang bertempat di Ranting Kahuripan untuk 875 Kartu Keluarga (KK), Minggu (20/3/2022).

“Dalam OPM tersebut tersedia minyak goreng 875 liter dengan harga per liter Rp 14.000. Untuk telur ayam ras sebanyak 350 kilogram dengan hargai Rp 20.000 per kilogram,” ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan OPM tersebut, ARWT berusaha mendapatkan minyak goreng sebanyak itu.

Pihaknya membutuhkan waktu satu bulan untuk mencari komoditas tersebut, bahkan mencarinya hingga ke luar kota.

“Untuk melakukan OPM ini bukan perkara mudah, tetapi berkat kerja sama dan bantuan semua pihak bisa terselenggara dengan lancar dan sukses,” katanya.

Pedagang Pasar Padayunganyang tidak ingin disebut namanya, menyampaikan kebijakan-kebijakan yang terkesan membantu masyarakat dan berubah-ubah membuat pusing pedagang. Itu seperti kebijakan minyak goreng curah dan kemasan.

“Dengan kebijakan berubah-ubah membuat pedagang pusing, sebab ketika sudah membeli mahal ada kebijakan murah. Sebaliknya ketika murah stok minyak langkah dan harus mengantre, apalagi keuntungan tidak sebanding,” ujarnya.

Oleh karenanya, saat kebijakan minyak goreng subsidinya dicabut. Ia pun memilih minyak goreng curah daripada kemasan.

“Karena mahal, minyak goreng kemasan daripada minyak curah. Minyak goreng curah hanya Rp 19.000 per kilogram, sedangkan kemasan Rp 25.000-26.000 per liter,” katanya. (riz)
Tags :
Kategori :

Terkait