Memahami, Memaknai, Menjiwai dan Mengaktualiasi Kata Literasi Dalam Identitas Perempuan

Jumat 18-03-2022,07:40 WIB
Reporter : andriansyah

radartasik.com, Perempuan menjadi identitas ragawi yang melekat pada salah satu jenis individu manusia. Selain identitas tersebut, jika perempuan dihubungkan dengan kata singkatan Cantik, maka kepanjangan kata tersebut adalah ceria, anggun, terpelajar, inspiratif dan kreatif.

Kata-kata bermakna dianggap akan melekat satu sama lain, karena mengandung bunyi untuk masing-masing hurufnya yang jika satu hilang maka kata itu menjadi tidak bermakna.

Sekaitan dengan kepanjangan kata dari Cantik, salah satunya adalah kata terpelajar. Terpelajar berarti telah seseorang mendapatkan pendidikan di sekolah.

Tentunya dalam pengertian tersebut, tergambar bagaimana telah terjadi proses yang sistematis dengan beragam variasi jenjang pendidikan yang terdapat di masyarakat.

Pada kata terpelajar juga selanjutnya ada kata belajar dengan gambaran bahwa ada aktivitas memberi dan menerima dari seorang guru kepada siswanya.

Proses stimulasi guru dan respons para siswa, menempatkan para siswa pada kondisi perubahan perilaku dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.

Perubahan perilaku yang dimaksud, pada prosesnya akan diperoleh pengalaman yang bersifat sepanjang hayat. Perwujud nyata dari kegiatan belajar ini, diantaranya adalah membaca.

Aktivitas ini merupakan proses berpikir karena ketika membaca seseorang harus mengetahui arti kata per kata untuk dapat memahami isi teks secara keseluruhan.

Poin ini juga menuntutnya untuk berpikir secara sistematik, logis, dan kreatif. Oleh karena itu, perbendaharaan kosakata yang baik agar diperlukan untuk dapat memahami maksud dari penulis melalui teksnya. Selanjutnya, apakah cukup hingga level tersebutkah seseorang atau seorang perempuan khususnya, menjadi terpelajar?

Menelaah hal tersebut, sangatlah bijak menilai bahwa membaca menjadi bagian literasi. Literasi merupakan kemampuan seseorang dalam menulis dan membaca.

Namun, definisi literasi yang terbatas ini telah ditentang dengan munculnya teori-teori sosial, yang mengakui bahwa literasi lebih kompleks dari perspektif tradisional ini.

Sehingga penjelasan lainnya menggambarkan bahwa dalam literasi terdapat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup yang melibatkan kerja otak seseorang untuk bekerja memahami apa yang dibaca.

Proses itu pun berlaku pada saat seorang penutur memahami bahasa lisan dan juga memahami hal-hal lain di sekitarnya. Dalam arti lain bahwa, kemampuan seseorang untuk memahami bahasa lisan, bahasa tulis, dan beragam peristiwa semua berkorelasi satu sama lain.

Berdasarkan alasan tersebut maka, literasi dapat disimpulkan sebagai strategi pemahaman seseorang atas suatu hal dan prosesnya bukan hanya memahami teks, tetapi juga terdapat proses untuk mencerna lebih lanjut maksud teks tersebut itu apa untuk ditindaklanjuti secara nyata sehingga ada perubahan yang dialami seorang pembaca dalam menyikapi suatu hal.

Lebih jauh lagi, beberapa sumber bacaan yang membahas literasi terkiat pendidikan dan kekritisan berpikir telah menjelaskan beragam macam penguatan arti dan makna literasi, sehingga bukan hanya mengetahui bahwa ada literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, literasi visual, dan literasi lainnya, tetapi secara mendalam memahami pengejewantahan literasi itu sendiri seperti apa sesungguhnya.

Berkenaan dengan ini, secara komprehensif literasi adalah menciptakan dan menafsirkan makna melalui teks secara sosial, historis, dan budaya sehingga terdapat hubungan antara teks dan konteks penggunaannya.

Tags :
Kategori :

Terkait