radartasik.com, PURWAKARTA — Komandan Satuan Tugas Citarum Harum Juara Ridwan Kamil menyebutkan terjadi lompatan keberhasilan capaian Indeks Kualitas Air (IKA) Sungai Citarum sejak dinobatkan menjadi sungai paling kotor di dunia pada 2018.
Ridwan Kamil melaporkan IKA pada tahun 2019 tercatat sebesar 33,43 poin atau cemar berat. Pada tahun 2020 seharusnya cemar sedang. Namun dalam laporan ini tidak ada tahapan cemar sedang. Sebab melompat. Dari cemar berat pada tahun 2019 langsung ke cemar ringan di tahun 2020 dan 2021.
Ridwan Kamil memaparkan capaian keberhasilan Satgas Citarum dalam menangani permasalahan Sungai Citarum di hadapan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Trenggono di Waduk Jatiluhur, Selasa (15/2/2022).
”Alhamdulillah berkat kerja keras semua pihak, dari angka sangat buruk 33,43 poin sudah melompat di akhir tahun 2021 menjadi 50,13 poin sehingga kualitas air Citarum berkategori cemar ringan,” kata Ridwan Kamil yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
Orang nomor satu di Jawa Barat itu menegaskan terjadi dua fenomena sosial di Sungai Citarum. Dulu, ikan yang pernah hidup di Citarum dan sempat punah, saat ini terlihat hidup kembali. Bahkan, anak-anak kampung sudah mulai berani untuk berenang. ”Ini karena kualitas air Citarum sudah mulai membaik, cemar ringan,” jelasnya.
Pemulihan air Sungai Citarum ini penting untuk diketahui bukan hanya karena statusnya sebagai sungai terpanjang di Jawa Barat. Sungai yang memiliki panjang 270 kilometer itu menjadi sumber kehidupan bagi 18 juta warga di 13 kabupaten/kota di Jabar yang dilintasi DAS. Sungai ini juga vital bagi kemakmuran 682.227 hektare lahan di 1.454 desa.
Bahkan, pemerintah telah menetapkan ultimate goal sebagai indikator dan target keberhasilan utama dari pelaksanaan rencana aksi PPK DAS Citarum. Yakni Mutu Air Kelas II, atau setara dengan nilai IKA sebesar 70 poin yang ditargetkan dapat tercapai pada akhir tahun 2030.
Mutu air kelas II ini memungkinkan air tersebut bisa digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Komandan Satgas Citarum Harum Juara beserta jajarannya atas dedikasi dan kerja kerasnya dalam memulihkan kualitas air Sungai Citarum.
Luhut menegaskan, pemulihan kualitas air Sungai Citarum bisa seperti sekarang ini berkat kerja yang terintegrasi semua pihak. Ia mengakui tidak mudah memulihkan kualitas air Citarum. Namun dengan kekompakan semua bidang semuanya bisa terasa hasilnya.
”Saya ingin menggarisbawahi bahwa jika semuanya kompak, terintegrasi, tidak ada yang tidak bisa kita selesaikan,” tegas Luhut.
Ia mencontohkan penanganan Sungai Citarum sama kompleksnya dengan penanganan Covid 19. Indonesia, kata dia, merupakan satu di antara banyak negara di dunia yang paling baik dalam menangani Covid 19.
”Ini patut kita syukuri. Tidak boleh ada satu orang pun yang mengklaim bahwa ini karena perorangan,” tegasnya.
Luhut mengajak semua pihak untuk percaya diri dalam menangani permasalahan bangsa. Kasus yang berat seperti Covid 19 saja bisa ditangani dengan baik, maka penanganan Sungai Citarum juga harus bisa terlaksana lebih baik.
”Dan, ini sudah dibuktikan oleh Gubernur Ridwan Kamil dan para komandan sektor. Mereka adalah pahlawan-pahlawan,” ujarnya. (and)