Memasuki Siklus Kenaikan Sembako

Jumat 11-03-2022,10:40 WIB
Reporter : andriansyah

radartasik.com, RADAR TASIK — Menjelang bulan Ramadan harga berbagai kebutuhan pokok dan bahan baku mengalami kenaikan. Menyikapi ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belum punya solusi untuk menanganinya.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUMKM Perindag) Kota Tasikmalaya H M Firmansyah mengaku belum memonitor kondisi terbaru harga kebutuhan pokok. Namun, pihaknya sudah ada rencana untuk menurunkan tim ke lapangan. ”Kami akan segera bergerak memantau ke pasar-pasar,” tuturnya kepada Radar, (10/3/2022).

Kenaikan harga tidak terjadi begitu saja, tentu ada hal yang menjadi penyebabnya. Untuk mengetahuinya perlu ada penelusuran lebih lanjut. ”Apa itu karena ketersediaan yang menipis, distribusi yang tersendat atau bahan baku yang mengalami kenaikan juga,” ujarnya.

Kenaikan harga menjelang bulan Ramadan memang seolah menjadi siklus rutin setiap tahun. Pasalnya tingkat kebutuhan pun meningkat untuk beberapa komoditi. ”Jadi berlaku teori suply and demand, kalau permintaan tinggi harganya bisa menjadi naik,” ucapnya.

Menurut dia, yang paling penting soal bahan pokok merupakan ketersediaannya. Karena harga murah pun kalau barangnya sulit didapat akan jadi masalah yang lebih besar. ”Jadi yang paling penting itu stoknya aman dan mudah di dapat,” tuturnya.

Pihaknya pun meminta masyarakat tidak sampai panic buying dengan berbelanja secara berlebihan. Hal itu untuk mencegah adanya kelangkaan barang. ”Belanja secara bijak sesuai kebutuhan,” katanya.

Wawancara terpisah, salah seorang pedagang sembako di Pasar Cikurubuk Yuyut Sopyan (49) mengatakan berbagai komoditas sembako dan bahan baku sudah naik. Untuk minyak masih terbatas ketersediaannya. ”Sampai saat ini minyak masih sulit,” tuturnya.

Untuk kenaikan harga, menurut dia, sudah biasa terjadi menjelang bulan Ramadan. Hanya saja kali ini tidak sebanding dengan daya beli masyarakat yang masih lemah. ”Jadi harganya naik, sementara kemampuan masyarakat belum stabil, itu yang menyulitkan,” ujarnya.

Sementara itu, telur ayam, gula, minyak dan terigu menjadi bahan pokok yang biasanya mengalami kenaikan harga. Telur yang sebelumnya Rp 20 ribu menjadi Rp 24 ribu. Gula pasir lokal dari Rp 11 ribu menjadi Rp 13 ribu. Sementara gula aren masih cenderung stabil di harga Rp 22 ribu. “Kalau minyak bukan masalah kenaikannya, tapi ketersediaannya yang masih sulit,” ucapnya.

Tak Cabut HET

Minyak Goreng

Sementara itu, berkaitan dengan minyak goreng, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan tidak akan mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng.

Melihat Indonesia sebagai produsen CPO, masyarakat harus mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau. Karena itu, Kementerian Perdagangan menggandeng Mabes Polri untuk menindak tegas setiap bentuk penyelewengan minyak goreng.

Mendag Lutfi menyampaikan, stok minyak goreng sudah melebihi kebutuhan nasional. Hingga 8 Maret 2022, telah ada sebanyak 415.787 ton minyak goreng dari skema domestic market obligation (DMO) yang didistribusikan ke pasar. Volume tersebut setara dengan 72,4 persen dari total DMO yang telah terkumpul sejak 14 Februari 2022.

”Sebanyak 415.787 ton atau sekitar 72,4 persen dari DMO yang terkumpul sudah didistribusikan ke pasar dalam bentuk curah maupun kemasan hingga 8 Maret 2022. Distribusi DMO tersebut sudah melebihi perkiraan kebutuhan konsumsi minyak goreng satu bulan yang mencapai 327.321 ton. Pasokan minyak kita melimpah,” tutur Mendag Lutfi, Rabu.

Menurut Mendag Lutfi, per 8 Maret 2022 volume DMO yang telah terkumpul adalah sebanyak 573.890 ton atau 20,7 persen dari volume Persetujuan Ekspor (PE) produk sawit dan turunannya yang diterbitkan. Volume DMO tersebut terdiri atas 463.886 ton untuk DMO refined, bleached, deodorized (RBD) palm olein dan 110.004 ton untuk DMO CPO.

Tags :
Kategori :

Terkait