radartasik.com, DI KM 180 Jalan Tol Cipali (Cikopo — Palimanan) bertengger batu besar yang disebut Batu Bleneng. Bagaimana asal usul batu bleneng hingga terkenal angker tersebut?
Sutandi, juru kunci batu bleneng, mengatakan nama batu bleneng berasal dari kata embel (lumpur) dan meneng (diam).
”Jadi asal usul batu bleneng adalah ungkapan dari embel meneng (lumpur diam),” ucap Sutandi dikutip dari tayangan Mata Langit.
Pada zaman dahulu, menurut dia, di lokasi batu bleneng merupakan gunung berapi yang akan meletus. Di lokasi itu, ada dua lubang besar dan masing-masing mengeluarkan muntahan dari perut bumi.
Lokasi pertama berada di sebuah hutan yang bernama Rawa Cirancang. Lubang di lokasi tersebut mengeluarkan lahar yang menyebar ke arah Selatan dan Barat.
Lahar yang mengalir ke bagian Barat menjadi asal usul nama sebuah desa yang sekarang disebut Desa Walahar Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.
Lubang kedua adalah di Bukit Salam yang merupakan tempat asal usul Batu Bleneng berada. Namun di lokasi tersebut yang keluar merupakan lumpur atau dalam bahasa Cirebon disebut embel.
Lumpur yang keluar tidak pernah berhenti sehingga membuat kawasan tersebut dan di bawahnya penuh dengan lumpur.
Lewat seseorang yang memiliki kekuatan gaib, lubang lumpur tersebut ditutup menggunakan batu besar supaya tidak keluar lagi atau dalam bahasa Cirebon meneng (diam).
Menurut cerita rakyat, batu yang dipakai menutup lubang lumpur itu diambil dari Gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.
Menurut Sutandi, di lokasi batu bleneng yang sekarang ini bermukim sosok penunggu yang sering menampakkan diri. Sosok astral itu berwujud kakek-kakek yang membawa tongkat.
Selain itu, dari batu bleneng sering keluar cahaya biru yang merupakan perwujudan dari pusaka milik Ki Buyut Simbarjaya.
Saat ini, di lokasi batu bleneng melintas jalan tol yang menghubungkan Cikopo dan Palimanan yang disebut Tol Cipali.
Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di lokasi itu sering dikaitkan dengan aura batu bleneng yang terkenal angker.
Seperti diketahui, bila melintas dari arah Jakarta menuju Palimanan, batu kokoh tersebut akan terlihat di sebelah kanan di atas sebuah bukit bernama Bukit Salam.
Konon di awal pembuatan jalan tol itu, batu tersebut tidak bisa dipindahkan atau dihancurkan. Bahkan, seorang pekerja jalan tol meninggal misterius karena berusaha memindahkan batu tersebut menggunakan alat berat.
Kategori :