Kasus Belum Sampai Puncak

Rabu 23-02-2022,10:40 WIB
Reporter : andriansyah

radartasik.com, Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus menyebar dengan masif. Tidak kurang dari 10 orang meninggal sejak awal 2022, dan ratusan orang baru terkonfirmasi positif dalam hitungan hari.

Berdasarkan data Media Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Tasikmalaya (Mikotas) sampai dengan Selasa, 22 Februari, tercatat 1.464 kasus aktif dengan penambahan sebanyak 136 simptomatik dan 6 pasien asimptomatik. 34 orang sembuh dan 3 orang meninggal dunia.

“Setiap hari lebih dari seratus ada penambahan, dan belakangan ini sangat masif. Sejalan dengan kondisi Jawa Barat sejauh ini penambahan kasusnya di urutan kesatu se-Indonesia, sebelumnya DKI sekarang Jawa Barat,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra kepada Radar, Selasa (22/2/2022).

Pihaknya belum bisa memastikan apakah yang menyebar dengan cepat ini, merupakan varian omicron atau varian lain. Sebab, data autentik hasil pengecekan sampel ke Laboratorium Kesehatan Jawa Barat, sampai sejauh ini belum diterima.

“Kalau bicara itu pasti omicron mesti ada surat resmi dari Labkesda Jawa Barat. Kalau dugaan, kita sudah patut menduga ini mengarah ke omicron sebagiannya delta dan alfa. Ini tetap delta dan alfa selalu ada,” tuturnya.

Anggota Dewan Pengawas RSUD dr Soekardjo ini mengatakan sesuai prediksi dan perhitungan para ahli di pusat, saat ini, kondisi belum mencapai puncak, mengingat karakteristik Covid-19, akan mereda setelah melampaui penyebaran dari varian sebelumnya.

“Jadi di varian delta kala itu, puncaknya sampai 3 ribu lebih kasus kan dengan total korban jiwa cukup banyak. Sekarang ini setengahnya juga baru masuk, kemungkinan puncaknya belum kalau melihat analisa dan perhitungan ahli dari pusat,” kata Asep.

Kendati demikian, pihaknya masih mengoptimalkan sarana isolasi yang tersedia yakni di Rumah Sakit Dewi Sartika, melihat bed occupancy rate (BOR) yang terisi relatif masih tersisa. Berbeda ketika varian delta saat menuju puncak di tahun lalu, Pemkot nyaris kewalahan menangani pasien yang mesti diisolasi, sampai menyiapkan hotel dan memaksimalkan fasilitas kesehatan yang ada.

“Sekarang relatif terisi tidak terlalu penuh, karena mayoritas yang terinfeksi gejalanya ringan atau bahkan tidak bergejala. Jadi mayoritas isoman, untuk itu kita belum menyiapkan Rumah Sakit Purbaratu untuk kembali diisi pasien isolasi,” paparnya.

Namun, lanjut Asep, meski tidak difungsikan ruang-ruang di lokasi tersebut tetap disiagakan. Termasuk kebutuhan Sumber Daya Manusia, tenaga kesehatan, obat-obatan serta oksigen tetap dipastikan aman pasokannya.

“Supaya ketika ada lonjakan dan benar-benar membutuhkan treatment medis di faskes kita tidak keteteran. Semua kita siapkan dan siagakan, termasuk pasokan obat-obatan juga aman,” ujar Asep.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim MSi menegaskan meski kondisi PPKM Level 3 kali ini, satgas tidak menginjak rem kencang dengan tetap meleluasakan aktivitas masyarakat. Pengawasan, sosialisasi dan edukasi masyarakat jangan dikendurkan.

“Kita tahu kan ada dana operasional Covid-19 untuk wilayah-wilayah seperti kelurahan dan kecamatan. Mohon itu diefektifkan kembali, sebab kondisi saat ini kan mayoritas warga sudah divaksin tapi aktivitas bukan berarti rentan tanpa prokes ketat,” papar Muslim.

Politisi PDIP itu meminta Pemkot juga menggencarkan upaya vaksinasi, terutama yang baru tuntas penyuntikan dosis pertama. Sebab, lanjut Muslim, secara regulasi maupun secara medis, warga yang sudah divaksin dosis satu, sementara dosis keduanya melewati enam bulan. Mesti mengulang vaksinasi dari awal.

“Itu digencarkan lagi, supaya aktivitas sekarang mulai ramai tapi tidak rentan terpapar. Pusat kan memberikan keleluasaan aktivitas, tapi jangan membuat Pemkot juga jadi santai,” tegas dia. (igi)
Tags :
Kategori :

Terkait