Radartasik.com, Partai Rakyat Eropa (EPP) yang menjadi kelompok politik terbesar di Parlemen Eropa menyerukan peninjauan praktik perbankan Swiss dan mengusulkan agar negara itu dimasukkan dalam daftar hitam pencucian uang kotor UE setelah dokumen Credit Suisse yang bocor mengungkapkan pihak bank berurusan dengan klien yang bermasalah.
Credit Suisse yang merupakan raksasa perbankan Swiss dilaporkan telah melayani daftar klien beraneka ragam selama beberapa dekade, termasuk kepala negara dan kepala mata-mata, serta pelaku pelanggaran hak asasi manusia dan individu yang terkena sanksi.
DOkumen yang bocor itu menunjukkan bank Swiss mempunyai kekurangan dalam hal pencegahan pencucian uang kata Markus Ferber koordinator EPP untuk urusan ekonomi.
Markus Ferber menambahkan: “Ketika bank Swiss gagal menerapkan standar anti-pencucian uang internasional dengan benar, Swiss akani menjadi yurisdiksi berisiko tinggi.”
EPP merilis proposal tersebut menyusul laporan media tentang hasil investigasi kebocoran data pada ribuan rekening yang disimpan di bank selama beberapa dekade terakhir.
Penyelidikan, yang disebut Suisse Secrets, mengidentifikasi klien bank Swiss terlibat dalam penyiksaan, perdagangan narkoba, pencucian uang, korupsi dan kejahatan serius lainnya.
Credit Suisse dengan tegas menolak tuduhan melakukan kesalahan, mengatakan bahwa laporan media didasarkan pada "informasi selektif yang diambil di luar konteks, yang menghasilkan interpretasi tendensius terhadap perilaku bisnis bank."
Jika Swiss ditambahkan ke daftar hitam, itu akan menjadi ujian tertinggi yang diterapkan pada transaksi yang terkait dengan negara-negara termasuk Iran, Myanmar, Suriah, dan Korea Utara.