RADAR TASIK — Di tengah menjalani isolasi, sejumlah pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya yang dirawat di Rumah Sakit Dewi Sartika sulit mendapatkan pasokan air lantaran salurannya terganggu selama lima hari terakhir.
Sambungan air ke setiap kamar rawat pasien tidak berfungsi dan mengharuskan mereka mengambil air sendiri untuk mandi, cuci, kakus (MCK) di ruang perawatan.
“Kami sudah lima hari tidak ada air kamar mandi. Kita yang sedang isolasi sangat tersiksa,” ujar salah seorang pasien berinisial NF asal Kecamatan Tawang saat menghubungi Radar, Minggu (20/2/2022).
NF mengungkapkan semua pasien harus mengangkut sendiri air dari bagian belakang gedung rumah sakit. Beberapa pasien yang dalam kondisi hamil pun, mesti bolak-balik mengambil air ke penampungan, lantaran keran kamar mandi tidak berfungsi.
“Kita kasihan itu yang ibu-ibu hamil mesti bolak-balik bawa air. Dia sedang isolasi juga sekaligus sedang isi, bagaimana kalau ada hal-hal yang tidak diharapkan,” tuturnya.
Pasien lainnya, IJ warga Kecamatan Cipedes menuturkan hal serupa.
Dia yang tinggal beberapa hari lagi menjalani perawatan isolasi di rumah sakit tersebut, berharap pihak pemerintah segera memperbaiki saluran air.
“Namun tadi kita sudah cek dan alhamdulillah berjalan. Saya waswas juga, kalau sampai selesai isolasi, bisa kurus. Sudah stres di sini, harus bolak-balik angkut air hanya untuk cuci muka atau buang air kecil,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra mengakui adanya kendala saluran air di rumah sakit tempat mengisolasi para pasien tersebut. Dia memohon maklum, lantaran adanya kendala saluran air yang sudah terjadi selama beberapa hari terakhir.
“Jadi bukan tidak ada airnya, salurannya terjadi masalah. Sudah tiga harian ini kami perbaiki sampai terjunkan personel dari dinas,” kata Asep.
Dia mengatakan, sejak mendengar informasi adanya kendala saluran air, Dinkes langsung berkoordinasi dengan BPBD untuk menyediakan dua toren berukuran besar.
Penampung air tersebut untuk memenuhi ketersediaan air bersih bagi pasien, meski dilakukan secara manual tidak langsung mengalir ke kamar mandi.
Asep menambahkan saat ini terdapat sekitar 53 pasien di Rumah Sakit Dewi Sartika yang menjalani isolasi. Dia memastikan ke depan tidak ada lagi kendala teknis semacam itu, mengingat selama ini tim medis concern memantau ketersediaan obat, oksigen serta SDM tenaga kesehatan dalam melayani dan memberikan perhatian medis terhadap sejumlah pasien yang menjalani isolasi.
“Kami pikir kendalanya biasa, tetapi ternyata cukup serius dan alhamdulillah tadi informasinya sudah berjalan normal lagi. Kita pantau terus, supaya pasien tidak lagi kesulitan dapat air bersih,” tutur Dewan Pengawas RSUD dr Soekardjo tersebut.
“Jadi memang ini ada persoalan di-maintenance, kita akan awasi supaya pasien bisa kembali menjalani perawatan dengan nyaman,” tuturnya. (igi)