Radartasik.com, KOTA TASIK - Warga Kota Tasikmalaya dari semua kalangan membutuhkan dan membeli minyak goreng kemasan untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga tak heran, pemandangan yang menjadi fenomena baru belakangan ini, terjadinya antrean ke swalayan atau mal, karena ingin membeli minyak goreng dengan harga Rp 14.000 per liter.
Harga minyak curah goreng di pasar tradisional masih belum normal sesuai harga subsidi pemerintah, yakni berkisar antara Rp 18.000 sampai Rp 19.000 per liter.
Kondisi ini membuat calon pembeli minyak goreng di Tasikmalaya rela berjubel dan mengantre di toko modern untuk mendapatkan harga sesuai pemerintah Rp 14.000 per liternya.
Bahkan, sempat terjadi antrean panjang di Supermarker Yogya Mitrabatik. Bahkan untuk membeli minyak goreng, calon konsumen harus memakai kupon. Ada juga yang masih bebas berebut saat minyak kemasan hendak dipajang oleh petugas swalayan.
"Kalau di sini dipersilakan membawa berapa pun di keranjang belanjaan minyak kemasan. Tapi saat di kasir, yang dibayar itu harus satu kemasan saja, dan yang dibawa lainnya dikembalikan lagi," ujat Nina (48), salah seorang petugas kasir di Yogya Dept Store Tasikmalaya, Minggu (20/02/22).
Sehingga para calon pembeli biasanya sudah menunggu di tempat pajangan, sebelum petugas membereskan minyak kemasan yang baru diambil dari gudang.
"Biasanya setengah jam juga sudah gak ada lagi stok minyak yang akan dipajang. Oleh warga sudah ditunggu dan langsung dibeli dengan syarat hanya satu kemasan per pembeli," tuturnya.
Sementara itu, Dini Sumarni (34), salah seorang pembeli mengaku sudah mengetahui waktu petugas memajang minyak goreng di tempat pajangan setiap harinya.
Dirinya sengaja membawa tetangga, anak, kerabat serta saudaranya untuk membeli minyak kemasan murah di swalayan atau mal.
Sehingga minyak yang didapatkan dan dibeli jumlahnya banyak dan dirasakan sebanding dengan sabarnya menunggu antrean panjang.
"Pembelian kan dibatas satu kemasan per orangnya. Jadi saya beli kemasan paling besar. Terus saya setiap beli ngajak anak saudara supaya bisa dapat banyak. Soalnya saya di warung buat dijual lagi per kemasan plastik. Lumayan pak buat supaya saya bantu-bantu hidup imbas covid," tuturnya.
Sementara itu, Nina Sinta (49), pembeli minyak goreng lainnya mengaku membeli minyak goreng kemasan ke swalayan lebih murah dibanding harga minyak curah di pasar tradisional.
Dirinya memakai minyak tersebut hanya untuk dipakai kebutuhan sehari-hari dalam menyiapkan makanan keluarga.
"Kalau saya beli buat dipakai di rumah saja pak. Buat bukan kayak orang lain memanfaatkan harga buat bisa dijual lagi. Kalau saya buat dipakai bukan buat dijual kemasan lagi," tukasnya.
Berbeda, di Mal Plaza Asia, mal terbesar di Priangan Timur itu justru sudah memakai tanda celup tinta layaknya di tempat pencoblosan untuk menandai konsumen yang sudah membeli minyak goreng kemasan subsidi tersebut. (rezza rizaldi / radartasik.com)