Semakin Mahal dan Langka, Hippatas: Pemerintah Harus Bertanggung Jawab

Rabu 16-02-2022,08:45 WIB
Reporter : andriansyah

radartasik.com, RADAR TASIK - Kelangkaan minyak goreng curah dan kemasan yang berkelanjutan di pasar tradisional, membuat Himpunan Pedagang Pasar Tasikmalaya (Hippatas) Pasar Cikurubuk bersikap.

Pihaknya meminta pemerintah pusat jangan memberikan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter, kalau barang tidak tersedia di pasar tradisional.

Lalu, meminta distributor adil dalam membagi ketersediaan minyak goreng kemasan harga Rp 14.000 per liter, jangan ke pasar modern saja melainkan pasar tradisional sering kosong barangnya.

Hal itu, langsung disampaikan Sekretaris Hippatas Pasar Cikurubuk Jajang Ara SE kepada Radar, Selasa (15/2/2022).

“Pemerintah harus bertanggung jawab dengan kelangkaan minyak goreng kemasan dan curah di pasar tradisional,” katanya.

Kemudian untuk distributor harap adil, jangan sampai pembagian harga minyak goreng kemasan Rp 14.000 per liter untuk pasar modern saja, tetapi pasar tradisional tidak diperhatikan.

Sebab, Hippatas ini ingin berjuang adanya minyak goreng sesuai HET di pasar tradisional. Namun belum ada titik terang, padahal sudah meminta arahan kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TIPD) dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya untuk mencari minyak goreng sesuai HET.

“Setelah kita menghadap kepada mereka belum ada respons, terus pedagang di pasar tradisional baru meminta ke siapa? Bingung mau ke mana. Di sisi lain pasar modern banyak yang mendapatkan subsidi, akibatnya pasar tradisional kurang merasakan kebijakan HET tersebut,” katanya.

Buktinya pedagang pasar tradisional kekurangan yakni, sesuai pengalamannya biasa menjual 10 karton per hari. Tetapi saat adanya kebijakan satu harga Rp 14.000 per liter dapatnya jatah 2 karton atau isi 12 atau 6 picis, dengan cara antre selama 2 jam.

“Pasar tradisional kurang merasakan kebijakan harga minyak kemasan Rp 14.000 per liter. Buktinya kami mendapatkannya 5 hari sekali,” ujarnya.

Pedagang pasar tradisional juga, menyayangkan dengan harga minyak goreng curah yang semakin mahal. Saat ini yang eceran menyentuh Rp 20.000 /kg dan belinya pun dijatah, sebanyak 10-20 kg karena barangnya kosong.

“Adanya problem semuanya itu, keinginan saya lebih baik harga normal tetapi barang ada. Percuma harga murah tetapi barangnya langka sampai hari ini,” katanya.

Senada, Pedagang Pasar Cikurubuk Budi Gunawan mencari minyak goreng kemasan harga Rp 14.000 per liter di tempatnya kosong. Memang sedang susah mencarinya. “Minyak goreng saat ini lagi kosong, sehingga susah mendapatkan subsidi satu harga Rp 14.000 per liter,” ujarnya.

Jadi, di pasar tradisional ini, harga minyak goreng kemasan ataupun curah tidak menentu. Karena ketersediaan barang minyak goreng terbatas. (riz)
Tags :
Kategori :

Terkait