Payne juga memperingatkan warga Australia yang ingin tetap berada di Ukraina tentang potensi “aksi militer Rusia”, menambahkan bahwa hal itu akan sangat membatasi kemampuan kami untuk memberikan bantuan konsuler kepada warga Australia.
Canberra telah mengikuti jejak negara-negara Barat lainnya yang telah mulai mengevakuasi sebagian kedutaan mereka, mendesak warganya untuk melarikan diri dari Ukraina di tengah kekhawatiran akan invasi Rusia.
Sebelumnya pada hari Sabtu (12/02/2022), Washington memerintahkan semua "pegawai AS non-darurat di kedutaan" di Kiev untuk keluar dari negara itu, dengan alasan kemungkinan adanya aksi militer yang signifikan.
Semua layanan konsuler di Kedutaan Besar AS di ibukota Ukraina telah ditangguhkan pada Minggu (13/02/2022), dengan layanan konsuler darurat disediakan dari Lvov, kata Departemen Luar Negeri AS .
Kanada juga mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka juga akan merelokasi staf diplomatiknya ke Lvov. Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly bersumpah bahwa kedutaan Kiev akan dibuka kembali segera setelah situasi keamanan "memungkinkan kami untuk memastikan pengiriman layanan yang memadai dan menjamin keamanan staf kami."
Moskow juga telah mengarahkan beberapa diplomatnya untuk meninggalkan Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mngkuatirkan adanya “tindakan kekerasan tertentu” yang mungkin menyerang personelnya.
Dikutip dari Russian Today, Duta Besar Inggris untuk Ukraina, Melinda Simmons, men-tweet pada hari Sabtu bahwa Kedutaan Besar Inggris di Kiev tetap beroperasi dan mengatakan bahwa dia secara pribadi akan tinggal di ibukota Ukraina bersama dengan “tim inti” diplomat. (sal)