Dia berharap media bisa bersinergi dengan Bawaslu bersama-sama dalam mengawal dan mengawasi jalannya Pemilu yang jujur dan adil. “Humas adalah wajah Bawaslu, mengelola strategi komunikasi publik, mengelola krisis dan menjalin hubungan dengan media, dengan cara mengintegrasikan kegiatan Bawaslu,” kata dia.
Pemimpin Redaksi Radar Tasikmalaya Sandy Abdul Wahab mengatakan, sudah barang tentu peran media dalam mengawal jalannya pemilu dilakukan, termasuk bersama penyelenggara pemilu. Dalam tata kelola peliputan, apalagi penguatan sinergi media di era digital 4.0, semua kegiatan manusia itu kembali ke digital.
Ada dua tantangan jurnalisme di era disrupsi digital. Pertama tantangan dari jurnalisme instan mengutip begitu saja sumber informasi dari media sosial tanpa memastikan keabsahan data. Dan informasi hoax informasi bohong atau tidak benar.
“Seperti di dunia politik, isu-isu jelang Pemilu bisa dibuat oleh buzzer politik, berita yang masih dipertanyakan dan samar-samar dibuat agar publik percaya terhadap informasi yang belum tentu benar,” ungkap dia.
Maka dari itu, tambah dia, caranya dengan meningkatkan kembali peran pers dalam memberitakan informasi dan mengabarkan pemberitaan yang tepat, akurat dan benar. Sehingga bisa menangkal hoax. (dik)