radartasik.com, TASIK - Munculnya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah sebesar Rp 11.500 per liter disambut positif para pedagang Pasar Cikurubuk. Dengan harga yang stabil, terjangkau untuk masyarakat serta tetap menguntungkan bagi pedagang.
Pedagang minyak goreng curah Agus (47) mengaku belum mengetahui adanya program minyak goreng curah seharga Rp 11.500.
Lanjut ia, dengan pedagang menjual harga minyak goreng curah dengan Rp 11.500 per liter dapat menjawab pertanyaan masyarakat dan UMKM. Sebab, ia sering ditanyakan masyarakat atau pengusaha, kapan minyak goreng curah harganya terjangkau, bisa seperti minyak goreng kemasan yang sudah satu harga Rp 14.000 per liter.
“Ketika harga minyak goreng curah tinggi, kita bingung menjualnya. Justru masyarakat dan pengusaha banyak yang sudah menanyakan kapan minyak goreng curah murah,” ujarnya.
Hal itu membuat mereka enggan membeli minyak goreng curah karena harganya terlalu tinggi. “Alasannya karena minyak goreng kemasan sudah mendapatkan subsidi pemerintah lebih murah sedangkan minyak curah belum,” katanya.
Ia mengaku, semenjak minyak goreng curah mahal ia jadi sepi pembeli. Karena pada saat harga normal biasanya minyak goreng curah terjual setiap harinya 15 drum, per drum isi 180 kilogram.
“Karena harga minyak goreng curah masih mahal, konsumen mengurangi jumlah pembeliannya. Dampaknya sekarang hanya bisa menjual 3 drum saja per hari,” ujarnya.
“Kalau kembali ke harga normal yakni Rp 11.500 perliter saya mendukung,” katanya.
Karena dengan harga murah tersebut, dia perlu menambahkan modal. Kali ini untuk bisa menjual harga minyak goreng curah per drumnya bisa tambah modal Rp 1 jutaan.
“Mudah per 1 Februari dapat Rp 11.500 per liter. Biar modal tidak nambah terus,” ujarnya.
Lalu, Pedagang sembako Johan (50) mengaku baru mengetahui kebijakan minyak goreng curah Rp 11.500 per 1 Februari.
Tetapi saat ini, pun sudah turun minyak goreng curah secara berangsur-angsur. “Sudah agak turun, sebelumnya Rp 18.200 per liter dan kini menjadi Rp 17.900,” katanya.