Amerika Sudah Kewalahan Hadapi Wabah Omicron, Bagaimana dengan Kita?

Rabu 19-01-2022,09:30 WIB
Reporter : Usep Saeffulloh

Radartasik.com,  Sebagai negara adidaya dengan sumber daya manusia dan teknologi mumpuni, Amerika Serikat saat ini kewalahan menghadapi wabah Omicron. Lalu bagaimana dengan kita?

 
Saat ini kapasitas rumah sakit di 24 negara bagian di Amerika sudah terisi 80 persen. Tingginya angka okupansi itu dipicu Omicron yang sangat mudah menular. 

”Di 18 negara bagian, lebih dari 85 persen ICU untuk orang dewasa sudah terisi,” terang Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, seperti dikutip Agence France-Presse.

Alabama, Missouri, New Mexico, Rhode Island, Texas, dan Wisconsin adalah deretan negara bagian yang ruang ICU-nya terdesak. 

Di Texas, persentase ruang ICU yang terisi mencapai 92 persen. Sebanyak 34,3 persen di antaranya adalah pasien Covid-19. Angka penularan baru di wilayah tersebut mencapai 75.817.

”Covid-19 tidak pernah menyebar secepat ini di Texas.” Demikian pernyataan Departemen Kesehatan Texas.

Tingginya angka penularan dan okupansi RS itu membuat banyak pihak khawatir akan kekurangan staf medis. Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan akan mengirim seribu anggota militer untuk membantu mitigasi RS yang kekurangan staf.

Biden berusaha menerapkan kebijakan yang mewajibkan pekerja di perusahaan besar untuk divaksin atau menunjukkan tes negatif Covid-19 tiap pekan. Mereka juga harus memakai masker saat bekerja. Namun, kebijakan itu dibatalkan oleh Mahkamah Agung.

Di sisi lain, para peneliti di Texas menemukan vaksin yang murah, mudah diproduksi, dan tidak bebas paten. Namanya Corbevax. Vaksin yang masih dikembangkan tersebut diteliti oleh tim yang dipimpin Drs Peter Hotez dan Maria Bottazzi dari Pusat Pengembangan Vaksin Rumah Sakit Anak Texas di Baylor College of Medicine.

 Di Indonesia Puncak Omicron Diprediksi Awal Februari hingga Akhir Maret 2022 

Varian Omicron membuat kasus Covid-19 di Indonesia kembali naik. Ledakan kasus diprediksi terjadi pada awal Februari hingga akhir Maret 2022.

Pada rentang waktu tersebut, diperkirakan terjadi kenaikan kasus positif secara cepat dan tinggi.

Prediksi tersebut disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) Minggu (16/1/2022). Dia mengatakan, pihaknya telah melaporkan update terbaru mengenai perkembangan Omicron di dunia.

Diketahui bahwa beberapa negara telah mengalami puncak kasus secara cepat dan tinggi. Waktunya berkisar antara 35 sampai 65 hari. Di Indonesia, kata dia, kasus Omicron pertama teridentifikasi pada pertengahan Desember 2021. 

Kemudian, jumlah kasus mulai naik pada awal Januari 2022. Nah, diperkirakan 35‒65 hari setelahnya terjadi kenaikan kasus dengan cukup cepat dan tinggi. Itu berarti sekitar awal Februari hingga akhir Maret atau awal April. ”Itu yang memang harus dipersiapkan antisipasinya,” ujarnya.

Namun, tingkat keparahan pasien Omicron lebih rendah daripada varian Delta. Berdasar data negara-negara lain, tingkat hospitalisasi (pasien dirawat di rumah sakit) Omicron hanya 30‒40 persen dari varian Delta. 

Tags :
Kategori :

Terkait