Radartasik. com — Meski sejak Kamis (13/1) lalu sudah ada sepuluh sekolah di Jakarta yang terpaksa ditutup setelah ditemukan kasus positif Covid-19, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di ibu kota masih akan terus dilangsungkan.
Sebelumnya diberitakan, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim sudah menyampaikan kekhawatirannya dengan munculnya varian omicron. Dia tidak menghendaki siswa yang saat ini mengikuti PTM 100 persen malah terpapar varian baru tersebut.
Pihakny juga sudah meminta pemerintah segera mengevaluasi kebijakan PTM 100 persen. Meski jumlah siswa yang terpapar covid-19 tidak besar.
”Semua pemangku kepentingan pendidikan jangan anggap remeh. Ini hendaknya dijadikan bahan evaluasi dan koreksi,” tegasnya.
Di lain pihak, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut angka positivity rate di sekolah masih terkendali.
“Saat ini sih tingkat positivity rate kegiatan PTM atau pembelajaran tatap muka ini masih terkendali, yaitu di bawah 1 persen, sementara yang kita toleransi kalau di atas 5 persen,” ujar Widyastuti dalam diskusi secara virtual, Sabtu (15/1).
Namun demikian, Widyastuti akan terus evaluasi dari pelaksanaan PTM 100 persen bagi sekolah di ibu kota. Kata dia, begitu ada sekolah yang siswanya tertular Covid-19, maka akan ditutup untuk sementara.
“Jadi, begitu teridentifikasi positif, tentu kita lakukan langkah-langkah lokalisir kasus sehingga tidak terjadi penyebaran. Memang ada beberapa laporan sekolah yang teridentifikasi positif tetap langsung kita lakukan lokalisir sehingga tidak terjadi penyebaran,” katanya.
Widyastuti menuturkan, saat kebijakan PTM 100 persen di ibu kota dilaksanakan, Pemprov DKI Jakarta selalu aktif melakukan pencarian kasus Covid-19 tanpa menunggu adanya laporan.
Data Dinas Kesehatan DKI menyebutkan, sebanyak 10 sekolah yang menghentikan sementara PTM 100 persen tersebar di Jakarta Timur (6 sekolah), Jakarta Selatan (3 sekolah) dan Jakarta Pusat (1 sekolah). (jpg/try)