Jurus Prof Muradi Bawa Unsil me-Wangi

Selasa 11-01-2022,09:45 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, BANDUNG - Berakhirnya proses penjaringan dan verifikasi persyaratan serta ditetapkannya seluruh pendaftar menjadi bakal calon Rektor Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya.

Tentunya menjadi penegas, bahwa ke depan persaingan dalam kontestasi pemilihan rektor Unsil harus diwarnai dengan “perang” ide dan gagasan.

Untuk itu, ke depan setiap bakal calon Rektor Unsil harus menyampaikan ide dan gagasannya terkait dengan perubahan dan kemajuan kampus lebih maju di Priangan Timur hingga nasional.

Salah satu bakal calon Rektor Unsil Tasikmalaya, Prof Muradi SS MSi MSc PhD mengatakan sejak awal sudah menawarkan ide dan gagasannya untuk perubahan dan kemajuan Unsil yakni dengan tagline Unsil me-Wangi.

”Ide dan gagasan ini muncul sebagai sebuah jalan atau cara untuk membawa Unsil menuju perubahan dan kemajuan,” katanya kepada Radar, Senin (10/1/2022).

Menurut Prof Muradi, adanya tagline me-Wangi ini adalah akronim dari 5 poin. Yakni terkait dengan ide dan gagasan yang hari ini Prof Muradi tawarkan kepada civitas akademika Unsil khususnya dan masyarakat Tasikmalaya, Priangan Timur bahkan Jawa Barat pada umumnya.

Untuk rincian hurufnya, yakni W mengenai Wisdom Locally (kearifan Lokal), A yakni Academic Integrity (Integritas Akademik), lalu N kepanjangan Networking (Jejaring). Sedangkan G adalah Global Orientation (Orientasi Global), dan terakhir I yaitu Innovation (Inovasi Keunggulan).

”Lima poin ini menjadi dasar ide dan gagasan perubahan dan kemajuan Unsil ke depan yang ditawarkan oleh saya (Prof Muradi, Red)” ujarnya.

Lebih lanjut, untuk Wisdom Locally atau kearifan lokal menjadi satu hal penting yang ditawarkan oleh Prof Muradi bagi Unsil yang berada di Kota Tasikmalaya, Priangan Timur bahkan Jawa Barat.

”Nilai atau filosofi kesundaan menjadi nilai kearifan lokal. Selain itu, nama Siliwangi yang sarat akan nilai dalam nama Unsil memiliki nilai dan ajaran yang perlu ditanamkan dan dijalankan,” katanya.

Artinya, sambung Prof Muradi, adanya nilai-nilai kesundaan dan Siliwangi seperti silih asah yang berarti bahwa civitas akademika Unsil harus mampu untuk saling mencerdaskan dan saling memperluas wawasan diranah internal dan eksternal kampus.

Silih asih yang berarti civitas akademika Unsil harus guyub dan saling mengasihi atau saling memberikan kasih sayang yang tulus agar tercapai satu tujuan bersama demi perubahan dan kemajuan Unsil.

”Dilanjutkan silih asuh yang artinya civitas akademika Unsil harus saling membina, menjaga, dan mengayomi, selayaknya yang tua membina dan mengayomi yang muda dan yang muda menjaga yang tua,” ujarnya.

Untuk itu, kata Prof Muradi, nilai tersebut mesti terus terjaga agar kerja sama demi kemajuan dan perubahan Unsil dapat terwujud. ”Dengan begitu menghasilkan silih wawangi atau silih wangi,” ujarnya.

”Artinya civitas akademika Unsil harus menghubungkan hal positif dan memberikan hal yang positif terhadap sesama. Atau silih dorong silih rojong antar sesama bukan saling menjatuhkan, karena pada akhirnya kemajuan dan perubahan Unsil menjadi cita-cita dan tujuan bersama,” katanya.

Prof Muradi menambahkan untuk academic integrity atau integritas akademik adalah sebuah prinsip moral dan nilai yang harus diterapkan di lingkungan akademik.

Tags :
Kategori :

Terkait