Radartasik.com, JAKARTA — Memasuki 2022, harga bahan pokok masih tetap tinggi. Salah satunya telur ayam. Ada beberapa faktor penyebab hingga bahan pokok itu masih di atas Rp 30.000 per kilogram.
Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi mengungkapkan, sebenarnya, setelah hari raya Natal atau per tanggal 28 Desember 2021, harga di peternak sudah menurun bahkan stabil di kisaran Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per kilogram.
”Kalau kita lihat sebetulnya pasca tanggal 28 (Desember) itu sudah tidak update lagi. Karena setelah 28 harga di tingkat peternak sudah tirin tanggal 30-31 Desember 2021, dan 1 Januari 2022 sudah di bawah level Rp 22-23 ribu,” kata Musbar, Sabtu (1/1/2021).
Musbar menjelaskan, masih tingginya harga telur ayam hingga saat ini karena para pedagang di pasar sedang menghabiskan stok yang dibeli oleh mereka ketika harga di peternak naik.
”Masih tetap tinggi karena pedagang merupakan midle man masih dengan harga tinggi belinya. Kemungkinan mereka ngambil sebelum Natalan di harga Rp 27-28 ribu di peternak. Tapi setelah Natalan harga sudah terkoreksi turun Rp 6 ribu per kilogram,” jelasnya.
Kemudian, Musbar melanjutkan, kenaikan harga jual di peternak karena tingginya harga pakan ayam sekutar 10 hingga 15 persen. Harga tersebut sudah terjadi selama pandemi yang hampir dua tahun terakhir.
”Harga pakan naik karena bahan baku impor naik 300 persen. Itu kan sudah dibahas di tingkat kementerian,” ungkap dia.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan, harga bahan pokok, seperti telur ayam dan minyak goreng akan turun setelah Tahun Baru 2022.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menyatakan, untuk minyak goreng keyakinan didasarkan pada penurunan harga CPO sebagai bahan baku.
Sedangkan untuk telur, itu terjadi karena penurunan permintaan untuk bantuan sosial (Bansos) oleh pemerintah.
"Untuk telur dan minyak goreng akan terkoreksi menurun setelah tahun baru," kata Oke, Jumat (31/12/2021).
Selain telur dan ayam, Oke yakin penurunan harga juga akan terjadi pada cabai. Penurunan, katanya, akan terjadi seiring datangnya masa panen yang terjadi pada Februari mendatang. (jpc/der/ant/fin)