Radartasik, Alexander Nikolov Menteri Energi Bulgaria berencana untuk membahas pembayaran dengan rubel untuk gas Rusia dengan Komisi Eropa, ia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran BTV.
Sofia sebelumnya menolak permintaan skema pembayaran baru Rusia ke negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap Rusia.
Nikolov ditanya apa gunanya Negara seperti Bulgaria, Polandia dan Finlandia tidak memenuhi permintaan, ketika Jerman dan Italia telah setuju untuk membuka rekening rubel.
Menurut Nikolov, pejabat Uni Eropa telah menjelaskan bahwa pembayaran dalam mata uang Rusia merupakan pelanggaran sanksi. Sofia jelas mengharapkan Komisi Eropa untuk memberikan instruksi lebih lanjut.
“Tingkat solidaritas dan persatuan harus setinggi mungkin. Jika ada pengecualian, kami akan meninjaunya dan melihat apa efeknya pada keseluruhan sistem,” ungkap Alexander Nikolov dikutip dari Russian Today.
BACA JUGA:Bulgaria Ingin Gas Rusia Kembali
Raksasa energi Rusia Gazprom telah menangguhkan ekspor gas ke Bulgaria dan Polandia pada akhir April setelah mereka menolak melakukan pembayaran dalam rubel. Bulgaria sangat bergantung pada pasokan gas Rusia hampir 90% dengan sisanya berasal dari Azerbaijan.
Berita itu muncul setelah perusahaan Saint Petersburg mengkonfirmasi akan menghentikan pasokan ke Polandia dan Bulgaria setelah kedua negara menolak untuk membayar pasokan energi dalam bentuk mata uang rubel.
Kementerian mengumumkan berita dan menambahkan bahwa tidak akan ada kebutuhan mendesak bagi konsumen untuk menjatah penggunaan gas mereka.
Bulan lalu juru bicara perusahaan energi negara Bulgaria, Bulgargaz mengatakan kepada wartawan bahwa mulai musim panas ini Azerbaijan yang akan menyediakan seluruh pasokan negara itu meskipun dengan harga yang lebih tinggi.
Lebih jauh ke depan, pemerintah Bulgaria berencana untuk menghubungkan negara itu ke terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang belum selesai di Yunani, di mana gas akan diimpor dengan kapal dari AS.
Berita penghentian itu muncul tak lama setelah perusahaan energi negara Polandia PGNiG mengkonfirmasi bahwa mereka juga telah menerima pemberitahuan dari Gazprom bahwa aliran gas Rusia akan dimatikan.
Kedua negara telah menolak untuk membayar gas Rusia dalam rubel, karena Moskow telah menuntut semua negara yang "tidak bersahabat" melakukannya mulai minggu ini.
Kontrak 10 tahun Bulgaria dengan Gazprom saat ini akan berakhir pada akhir tahun ini, tetapi kementerian mengatakan bahwa Bulgargaz tidak akan menyelesaikan kontrak jika harus membayar dalam rubel, mereka menyatakan bahwa pengaturan itu menimbulkan risiko signifikan bagi Bulgaria.
Pekan lalu Jerman dan Italia mengizinkan perusahaan nasional untuk membuka rekening rubel dengan Gazprombank Rusia untuk mematuhi skema pembayaran gas alam baru dan menghindari pemutusan pasokan.
Menurut Reuters, langkah itu disetujui oleh Brussels setelah berdiskusi dengan Komisi Eropa dan tidak dianggap sebagai pelanggaran sanksi yang diberikan UE terhadap Moskow atas konflik di Ukraina.