radartasik.com, TAWANG - Rencana Pemerintah Kota Tasikmalaya menata pedestrian Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung mulai menemukan titik terang.
Tahun 2022 mendatang, penataan dari sisi infrastruktur bakal dimulai dalam upaya mempercantik pusat perekonomian Kota Resik dan fungsi-fungsi infrastruktur yang tersedia di area tersebut.
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tasikmalaya Sandi Lesmana mengatakan area HZ Mustofa dan Cihideung sebagai etalase atau perwajahan kota, akan disodorkan dengan konsep yang lebih nyaman dan tertata.
Mulai dari sarana pedestrian sebagai jalur pejalan kaki, juga sarana drainase induk di kawasan tersebut.
“Jadi kita berupaya pusat kota itu tidak hanya enak dan baik dari sisi visual, melainkan fungsi drainase di sana dioptimalkan dengan menekan potensi genangan air saat hujan,” tuturnya.
Menurut Sandi, pedestrian sendiri akan dikonsep dengan dua segmentasi. Pertama dari kawasan taman kota sampai simpang Jalan Cihideung, di sana menggunakan konsep dimana pedestrian yang bisa digunakan pedagang untuk beraktivitas hanya satu sisi saja, bagian pedestrian lainnya tidak.
“Dikarenakan badan jalan area itu hanya 11 meter, otomatis hanya satu sisi saja yang luasannya disesuaikan untuk pejalan dan aktivitas perdagangan,” kata dia menjelaskan.
“Otomatis nanti akan memerlukan rekayasa lalu lintas, lantaran ada satu ruas jalan yang tidak dipergunakan. Kami sudah menyiapkan konsep dalam mengantisipasi kebutuhan area penyimpanan kendaraan yang sementara ini proyeksinya di Jalan Pemuda,” rencananya.
Sementara di Jalan Cihideung, nantinya akan ditutup untuk akses lalu lintas disulap menjadi area publik. Dimana di sana dituangkan konsep pedestrian mal yang hanya bisa dilewati masyarakat dengan jalan kaki.
Konsekuensi pedestrian dilakukan penataan, kata dia, berimbas terhadap kebutuhan sarana parkir bagi masyarakat yang hendak beraktivitas jasa dan perdagangan di pusat kota.
Pihaknya menganalisa ke depan sesuai harapan Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf, area parkir bisa diarahkan di eks pemda kabupaten yang nantinya diharapkan bisa dikerjasamakan dengan pihak swasta supaya dibangun gedung khusus parkir.
“Tahun depan akan kita mulai pelaksanaannya, mohon dukungan semua pihak untuk menyukseskan ini supaya penataan kota semakin baik menjelang masuknya Tol dari Bandung ke Tasikmalaya,” harap dia.
Mantan Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR tersebut menuturkan tidak hanya pusat kota saja yang bakal disentuh penataan. Sebagian simpang jalan yang menjadi titik kemacetan strategis pun, mulai dipikirkan ketika hiruk pikuk perkotaan semakin sesak.
“Kami mengkaji dari aspek medium lalu lintas, mana saja yang bisa diimplementasikan lewat infrastruktur fisik atau cukup hanya dengan rekayasa lalin. Seperti di Pancasila, titik macet itu di area pasarnya. Nah bagaimana dengan suatu konsep penataan di sana arus masuk dilambatkan, arus keluar dilancarkan lewat tata kelola manajemen lalin yang didukung sarana infrastruktur menyesuaikan kebutuhan traffic di sana. Supaya arus kendaraan harmonis dengan meminimalkan sumbatan,” analisis Sandi membeberkan. (*)