Jadi ia menyebut itu menjadi alasan mengapa di dalam rumah umat Islam tidak boleh adanya patung.
"Itu ajaran Islam, ditanya jemaah, ya saya jawab," tukasnya.
Lanjut, UAS membahas soal pernyataannya terkait kafir. Ia menuturkan kafir merupakan suatu 'keingkaran'.
"Siapa saja yang tidak percaya Nabi Muhammad SAW itu adalah rasul utusan Allah, maka dia kafir," ujarnya.
"Dan saya ini adalah kafir saya tidak percaya ajakan iblis dan setan, maka saya ini kafir, kafir terhadap ingkar tadi. Kafir adalah ingkar, itu adalah istilah dalam agama kita (Islam)," sambungnya.
Pria yang pernah belajar di Mesir itu sampai bingung, kenapa dirinya dilarang menyampaikan hal-hal yang sudah jelas diajarkan dalam kitab suci Al-Quran.
Imbas kasus UAS, Kedutaan Besar RI di Singapura langsung menghubungi ICA untuk meminta penjelasan atas alasan penolakan UAS.
Setelah melakukan komunikasi dua arah, KBRI Singapura mendapat penjelasan singkat mengapa UAS ditolak masuk.
Alasan utama UAS ditolak masuk karena tidak "berhak" mendapat izin masuk dari imigrasi Singapura.
"Penolakan (refusal of entry) didasarkan alasan “tidak eligible untuk mendapatkan ijin masuk berdasarkan kebijakan imigrasi” tulis pernyataan dari situs Kemlu.
Tidak hanya UAS saja yang ditolak masuk, melainkan 6 orang rombongannya juga tidak diizinkan masuk ke Singapura. (ast/jpnn/disway)