Temukan Barang Bantuan untuk Korban Semeru Kedaluwarsa

Senin 27-12-2021,20:15 WIB
Reporter : tiko

Radartasik.com ‒ Berbagai bantuan dari masyarakat luas untuk korban bencana erupsi Gunung Semeru terus mengalir tiada henti. Bantuan-bantuan tersebut dikirim melalui posko hingga langsung ke warga terdampak.

Hanya, tidak semua bantuan yang dikirim melalui posko layak didistribusikan kepada para korban maupun pengungsi. Sebab, ditemukan bantuan berupa barang yang kedaluwarsa atau tak layak pakai.

Jumlah temuan barang kedaluwarsa tersebut tidak sedikit. Situasi itu membuat petugas posko bantuan harus melakukan skrining ketat sebelum mendistribusikan ke penerima.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Endah Maryuni membenarkan adanya penemuan bantuan yang sudah melewati batas waktu berlakunya. ”Jenisnya beragam. Mulai makanan, minuman, susu bayi, pembalut, hingga sabun,” katanya.

Untuk mengantisipasi terkirimnya barang kedaluwarsa atau tak layak pakai, BPBD membentuk tim khusus guna menyeleksi bantuan yang masuk. ”Kami dibantu relawan dan tim kesehatan untuk melihat barang-barang yang memang sudah expired,” ujarnya.

Hanya, karena petugas di posko cukup terbatas, banyak barang yang sudah tertumpuk, tapi belum diperiksa. Sebab, proses pemeriksaan itu membutuhkan waktu. ”Namun, sebagian besar bantuan sudah disortir,” ungkapnya.

Karena saat ini stok bantuan berupa barang masih cukup banyak, kata Maryuni, pihaknya berharap bantuan yang diberikan masyarakat berupa uang atau bantuan jangka panjang. ''Seperti peralatan rumah tangga, bahan bangunan, dan peralatan masak,” tambahnya.

Sebagai informasi, bantuan barang dipusatkan di Gedung Olahraga (GOR) Wira Bhakti, Tompokersan, Lumajang. Diestimasikan, bantuan-bantuan tersebut masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat hingga dua bulan ke depan.

Di bagian lain, personel gabungan TNI-Polri beserta masyarakat masih menjaga sejumlah titik pengamanan pasca-erupsi Gunung Semeru. Selain untuk keamanan, penjagaan dilakukan agar masyarakat luar tidak bebas keluar masuk kawasan rawan bencana. ”Ini bukan larangan, tetapi pembatasan. Hanya untuk emergency. Selain itu, kita semua tidak tahu dengan kondisi alam,” katanya.

Pengetatan tersebut juga tak terlepas dari insiden pengendara sepeda yang terjatuh saat melintasi aliran Sungai Besuk, Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Diketahui, mereka adalah suami istri bersama anaknya yang tinggal di desa setempat. (jpg)
Tags :
Kategori :

Terkait