Radartasik, JAKARTA –Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menjelaskan, penyakit misterius atau hepatitis Akut tidak memiliki kaitan dengan vaksin Covid-19.
Menurut Riris Andono Ahmad, hepatitis varian baru atau banyak disebut hepatitis akut misterius, belum diketahui penyebabnya.
"Perlu dipahami dan juga sebarkan kepada masyarakat, bahwa hepatitis yang masih tidak diketahui penyebabnya ini bisa dikatakan tidak berhubungan dengan vaksin Covid-19," ujar Riris Andomo Ahmad.
Riris menyatakan pandangannya melalui keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Senin 16 Mei 2022 lalu.
Dia mengatakan hepatitis varian baru masih disebut 'unknown hepatitis', sebab belum diketahui penyebabnya.
Dia juga mengatakan hepatitis akut timbul secara mendadak dan kondisi pasien cepat memburuk.
Namun demikian, di tengah masyarakat muncul informasi yang menyebut unknown hepatitis disebabkan vaksin Covid-19. Riris tidak heran dengan berkembangna informasi tersebut.
Sebab, dalam beberapa kasus hepatitis akut di Eropa ditemukan adanya adenovirus.
"Seperti diketahui satu atau dua vaksin Covid-19 dibuat menggunakan teknologi adenovirus sebagai vektor untuk menyebabkan munculnya kekebalan tubuh dari Covid-19," ucapnya.
Namun, data pembanding yang ditemukan Riris menyebut kasus unknown hepatitis yang dilaporkan di United Kingdom (UK) tidak pernah mendapatkan Covid-19. Selain itu, adenovirus yang digunakan untuk beberapa vaksin Covid-19 itu pun merupakan virus yang tidak dapat melakukan replikasi atau pengembangbiakan.
Mengenai adenovirus sebagai penyebab unknown hepatitis sejatinya juga masih menjadi hipotesis.
Sebab adenovirus hanya ditemukan beberapa saja atau bukan pada semua kasus hepatitis akut. Karena itu, hepatitis akut tidak berhubungan dengan vaksin Covid-19.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu pada 10 Mei 2022 menyampaikan jumlah kasus hepatitis akut mencapai 436 dari 27 negara, dengan Indonesia masuk di dalamnya.
Di Indonesia sendiri, per 13 Mei 2022, jumlah kasus hepatitis akut tercatat sebanyak 17 kasus dengan satu di antaranya sudah masuk kategori probable.
Dirjen Maxi pun menyampaikan investigasi aktif terkait penyebab hepatitis akut sedang dilakukan di seluruh dunia. (ant/jpnn/disway)