"Sama sekali tidak. Saya tidak mungkin cawe-cawe di politik, apalagi jadi caleg," jawabnya. "Saya akan istikamah fokus ngurus pesantren. Impian saya hanya satu: cetak kader/politikus hebat sebanyak mungkin," tambahnya.
Pesantren Bina Insan Mulia memang unik. Terutama kurikulumnya. Di tiap semester hanya mengajarkan tiga mata pelajaran. Membaca Quran, matematika, dan fisika.
Lalu menghafal Quran, matematika, fisika. Bahasa Arab (gaya Al-Azhar), matematika, fisika. Bahasa Inggris, matematika, fisika.
Lalu ada semester khusus menghadapi ujian nasional. Satu semester lagi khusus menyiapkan diri masuk perguruan tinggi di luar negeri.
"Saya bagian menyiapkan kader bangsa saja. Lewat Bina Insan Mulia ini," katanya.
"Saya akan dorong santri NU di mana saja untuk jadi caleg. Bagi yang sangat potensial, justru akan saya bantu sampai finansialnya," ujar Kiai Jazuli.
Kiai Jazuli sudah melakukan itu di Pemilu yang lalu. "Akan lebih serius di Pemilu yang akan datang," katanya.
Kiai Jazuli tidak suka warga NU hanya jadi pendorong mobil mogok. Di setiap pemilu.
Dan kini kiai Jazuli sendiri yang tidak ingin partai warga NU ini menjadi mobil mogok. (Dahlan Iskan)