Radartasik.com, SUMSEL— Warga Desa Bunglai, Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya (KPR), Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Jumat (26/11) sore dibuat geger. Pasalnya seorang pemuda berinisial OF secara membabi buta membacok lima warga sekaligus dengan menggunakan senjata tajam.
Akibatnya lima warga tersebut meninggal dunia. Kelima warga yang meninggal akibat amukan pelaku tersebut masing-masing berinisial S (45), I (48), E (40) dan H (33), serta ER (35) yang sebelumnya sempat kritis akhirnya ikut menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Kapolres OKU AKBP Danu Agus Purnomo saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian sadis tersebut. Dia menjelaskan, saat ini, pelaku sudah diamankan dan tengah dilakukan periksaan lebih lanjut.
“Pelaku saat ini sudah dibawa ke Polres untuk pemeriksaan,” terang AKBP Danu, Jumat malam.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres OKU, AKP Hillal Adi Imawan SIK ketika dikonfirmasi pada Jumat malam (26/11/2021) terkait meninggalnya satu warga yang sempat kritis akibat pembacokan dan sempat menjalani perawatan rumah sakit membenrkannya.
“Ya, benar saat ini korban meninggal sudah lima orang, satu korban yang sempat dirawat juga nyawanya tidak tertolong,” ujar AKP Hillal.
AKP Hillal menjelaskan, pihaknya terus mendalami keterangan pelaku yang saat ini telah ditahan di Mapolres OKU. Pihaknya juga belum bisa memastikan, apakah pelaku memang mengalami gangguan jiwa atau tidak?
Tersangka Otori Efendi alias Eef (yang diduga ODGJ) diberi makan oleh petugas. foto: ist via SUMEKS.CO
Untuk menentukan hal itu pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan membawa pelaku ke rumah sakit jiwa. “Untuk motif, dan dugaan-dugaan lainnya perlu pemeriksaan lebih lanjut, namun yang sudah pasti anggota kita terus melakukan pemeriksaan hingga malam ini. Termasuk memintai keterangan sejumlah saksi,” jelas Hilal.
Dari hasil interogasi awal, pelaku melakukan penganiayaan berat tersebut karena sakit hati ke salah satu korban. Karena korban, katanya, ada mengambil kartu ATM milik pelaku.
“Untuk memastikan apakah memang pelaku gangguan jiwa itu memang harus diperiksakan ke dokter. Dan saat diinterogasi pelaku terlihat sedikit ngawur saat berbicara. Saat ini pelaku sudah kita tahan dengan pengawasan ketat,” pungkasnya. (ar/sumeks)