Radartasik.com, MILAN — Zlatan Ibrahimovic mengakui dengan sengaja melakukan aksi brutal kepada Cesar Azpilicueta pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Swedia dan Spanyol. Bahkan, ia mengatakan akan melakukannya lagi.
Bagi Zlatan Ibrahimovic, itu adalah pembalasan bagi kapten Chelsea tersebut yang juga mengasari rekan setimnya. Dan, ia tidak menyesal mendapat kartu kuning dan akan absen di semifinal play-off Maret mendatang.
Pemain berusia 40 tahun itu menyenggol punggung Azpilicueta dengan bahunya yang membuatnya tersungkur di kotak penalti pada situasi sepak pojok. Aksi itu sontak diprotes pemain Spanyol yang mengadu pada wasit.
Berbicara kepada The Guardian, Ibrahimovic menjelaskan tuduhan brutal sepenuhnya disengaja dan dimaksudkan untuk menempatkan bek Chelsea di tempatnya karena ”bertingkah besar” melawan pemain Swedia di awal pertandingan.
”Suatu hari di tim nasional, saya memberikan tekel kepada (Cesar Azpilicueta). Saya sengaja melakukannya. Saya tidak malu mengatakannya karena dia melakukan sesuatu yang bodoh pada pemain saya,” tegasnya dikutip dari Daily Mail.
Eks pemain MU dan PSG itu mengakui aksinya adalah tindakan bodoh. ”Itu adalah hal yang bodoh tapi saya akan tetap melakukannya untuk membuatnya mengerti: 'Anda tidak melakukan itu. Anda tidak punya nyali untuk melakukannya terhadap saya. Tapi saya akan menunjukkan kepada Anda apa yang terjadi jika kamu melakukannya padaku.' Itu sebabnya saya melakukannya,” jelasnya.
Apakah Azpilicueta mendekatinya setelah peluit akhir, dia menjawab, tidak. ”Dia tidak akan mengatakannya kepada saya tetapi dia akan mengatakannya kepada pemain saya, yang tidak akan melakukan apa-apa karena dia terlalu baik,” bebernya.
”Itu bukan hal yang baik bagi saya, tetapi saya akan tetap melakukannya. Itu aku. Saya tidak malu untuk mengatakannya,” kata Ibrahimovic.
Ibrahimovic juga menyatakan skorsing tidak mengganggunya. ”Ini bukan tentang melewatkan babak play-off. Ini tentang membuat pria itu mengerti bahwa Anda tidak mengambil p**s dari seseorang yang berbaring (di tanah),” tegasnya.
Ia berharap Azpi akan paham apa yang ia lakukan. ”Anda tidak menyerang anjing yang tidak berbicara. Serang orang yang mampu melakukan sesuatu. Terlalu mudah untuk memilih rekan setim saya yang berusia 20 tahun dan orang-orang yang sangat baik. Saya harap dia mengerti sekarang,” kuncinya. (amr/fajar)