Radartasik.com, KOTA TASIK — Aksi unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa dan Rakyat Tasikmalaya (KMRT) di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (22/11/2021), sempat diwarnai kericuhan.
Mahasiswa memulai aksi pukul 10.30 WIB. Mereka meminta berdialog secara langsung dengan Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf. Namun, Yusuf tidak menemui pengunjuk rasa karena ada agenda di luar bale kota.
Massa hanya akan ditemui Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan dan Kepala Bagian Hukum Iwan Kurniawan. Namun, massa keukeuh meminta bertemu wali kota. Massa kecewa.
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba terjadi aksi saling dorong antara massa dengan petugas Satpol PP termasuk Dalmas Polres Tasikmalaya Kota.
Kericuhan kembali terjadi saat massa hendak membakar ban di area tiang bendera. Namun, ban yang baru terbakar sebagian langsung diambil polisi. Aksi rebutan ban antara massa dengan aparat kepolisian pun tak terhindarkan.
Kericuhan ini terjadi sekitar 10 menit. Setelah mereda, massa kembali melakukan orasi hingga pukul 11.30 WIB. Karena keinginan menemui wali kota tidak dipenuhi, mereka melanjutkan aksi di Tugu Asmahul Husna.
Ketua KMRT Arif Rahman mengatakan pihaknya melakukan aksi sebagai bentuk kekecawaan terhadap Pemkot Tasikmalaya terkait pembangunan Jalan Lingkar Utara, khususnya Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
”Kita bahkan sudah melaporkan terkait masalah ini ke kejaksaan. Kami melakukan aksi ini juga untuk mengetahui sikap Pak Wali Kota yang baru terhadap masalah ini,” ujarnya kepada radartasik.com usai aksi.
”Kami ingin mendengar langsung sikap Pak Wali terhadap masalah ini seperti apa,” tegasnya.
Dia mengaku kecewa hari ini. ”Padahal beliau ada di dalam (bale kota, Red). Katanya mau diwakilan sama sekda. Ya kita tidak mau. Kita mau wali kota,” ungkap dia.
Dia mengancam akan kembali melakukan aksi dengan massa lebih banyak agar wali kota mau berdialog dengan mahasiswa terkait permasalahan ini. (Rezza Rizaldi / Radartasik.com)