Radartasik.com — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik. Ia memandang pentingnya ekosistem mobil listrik yang rendah emisi dan ramah lingkungan, seperti produksi mobil hybrid.
Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menyebut, Indonesia akan mampu menguasai industri mobil listrik global pada masa mendatang. Sebab, Indonesia memiliki sumber baterai listrik dari turunan nikel.
“Setahu saya sumber biaya yang paling mahal dari mobil listrik soal komponen baterai listrik. Karena satu ini kita punya daya saing,” ujarnya dalam keterangan yang diterima oleh JawaPos.com, Kamis (18/11).
Pemerintah sendiri, telah membentuk PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang merupakan gabungan dari PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero)/Inalum alias MIND ID, anak usahanya ANTM, Pertamina dan PLN. Selain itu, lanjutnya, pemerintah sudah memiliki roadmap infrastruktur mobil listrik.
“PLN sudah punya SPLU (stasiun pengisian listrik umum) itu akan dibangun sampai tahun berapa, itu kan berarti infrastruktur dasarnya kita sudah punya,” tuturnya.
Tauhid menambahkan, melihat tren, data dari Gaikindo pengguna mobil listrik makin banyak dan dunia pertumbuhannya juga cepat. “Artinya pasarnya besar,” imbuhnya.
IBC sendiri, sebagai holding perusahaan baterai di Indonesia rencananya juga telah menyiapkan pengembangan bisnis, baik di ekosistem EV Battery maupun Electric Vehicle. Pengembangan ekosistem Electric Vehicle ini menjadi salah satu kunci untuk mendukung program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Tanah Air.
Bahkan, rencananya IBC dikabarkan akan mengakuisisi StreetScooter, produsen kendaraan listrik milik Deutsche Post DHL Group asal Jerman.
Tauhid menambahkan, dari segi teknologi, untuk mengembangkan industri mobil listrik, Indonesia tidak dapat bekerja sendiri. “Kita harus bermitra dengan banyak perusahaan luar, kalau hanya mengandalkan SDM sendiri terlalu lama, mungkin bisa tapi lama,” katanya.
Pemerintah kedepan harus lebih banyak memberikan dukungan kepada sektor ini, seperti halnya insentif fiskal. Sebab, kalau tidak, tentunya industri mobil listrik dalam negeri tidak dapat berkembang.
“Jadi, kita tidak hanya mengandalkan produk-produk luar saja,” pungkasnya. (jpg)