radartasik.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum menentukan capres yang bakal diusungnya pada Pilpres 2024. Padahal saat ini ada kader potensial yang selalu menang di sejumlah lembaga survei yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Lantas bagaimana nasib jika Ganjar Pranowo tidak diusung PDIP pada Pilpres 2024 mendatang? Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid mengaku partainya siap menampung Ganjar Pranowo untuk menemani Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjadi pasangan capres dan cawapres.
Menurut Nurdin, tidak mungkin ketua umumnya, Airlangga Hartarto maju sendiri pada Pilpres 2024. Sehingga harus ada figur yang menemaninya. Karena itu, dia menilai Ganjar masuk dalam kandidat figur tersebut.
Nurdin mengatakan jika nanti relawan pendukung Ganjar Pranowo tidak mendapatkan tempat di PDIP. Partai Golkar siap memberikan tempat bagi Gubernur Jawa Tengah.
”Kan Airlangga enggak mungkin maju sendiri karena harus ada wakil. Kalau di rumahnya (PDIP) enggak ada tempat, ada rumah baru,” kata Nurdin.
Selain itu, Nurdin menilai Pilpres 2024 mendatang akan adanya tiga pasangan calon. Sehingga dalam mencari rekan Partai Golkar hanya membutuhkan satu partai koalisi.
”Kalau mau exercise, feeling saya tiga calon maksimal, kan ada presidential treshold 20 persen, Golkar tinggal butuh satu partai,” ungkap Nurdin.
“Pak Airlangga sebagai ketum partai Golkar memiliki 14,7 persen untuk bisa mengajak berkoalisi. 14,7 persen merupakan suara yg cukup signifikan untuk menjadi daya tarik dan daya ikat,” ujar Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa Timur, Misbhakun, (2/11/2021).
Politikus yang juga anggota DPR komisi XI ini menyakini figur Airlangga sudah teruji. Hal ini terlihat dari kinerja ketua umumhya yang sukses dalam pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi. Karena itu, untuk memenuhi ambang batas pencalonan Presiden atau Presiden Threshold 20 persen bukan hal yang sulit.
“Sekarang Pak Airlangga itu modalnya 14,7 persen suara Golkar, dan tiket itu tinggal mencari 6 persen saja,” ujar Misbhakhun.
Misbhakhun juga menegaskan Golkar saat ini sedang mengatur strategi untuk menjelaskan keberhasilan Airlangga dalam penanganan pandemi, penanggulangan pandemi dan pemulihan ekonomi. Waktu 2-3 tahun dinilai sangat cukup untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas Menko Ekonomi tersebut.
“Belanda masih jauh, tugas Pak Airlangga itu menjalankan perintah presiden menanggani masalah pandemi dan melakukan pemulihan ekonomi, dan rakyat sudah merasakan manfaat atas kehadiran beliau di kabinet,” ujarnya.
Ia juga tidak menampik Golkar kemungkinan untuk berkomunikasi dan melakukan safari politik ke ketua partai lainnya, termasuk ketua umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. “Ya tinggal masalah waktu, toh kita kan berkoalisi dengan PDIP juga di pemerintahan saat ini,” pungkasnya. (mrh/jpc)