Radartasik.com, BANJAR - Kepala Cabang BPJS Kesehatan Banjar Iwan Kurnia SE angkat bicara menyikapi keluhan pasien BPJS Kesehatan terhadap stok obat-obatan di RSUD Kota Banjar.
Menurutnya, peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan yang berobat melalui fasilitas kesehatan (faskes) yang telah bekerjasama, sudah mencakup pelayanan dan obat-obatan. Iwan juga menegaskan, pasien tidak perlu lagi menebus obat.
"Kalau kejadian seperti itu merupakan kewajiban faskes. Sesuai apa yang di-klaimkan ke kami (BPJS Kesehatan), lalu kita bayar," kata dia kepada wartawan, Kamis (11/11/21) di kantornya.
Terkait kekosongan atau ketiadaan stok obat-obatan di RSUD, harus dipastikan terlebih dahulu, karena tanggung jawab faskes.
Iwan menyarankan, jika pasien JKN KIS BPJS Kesehatan mengalami hal-hal yang kurang dipahami ikhwal teknis pelayanan dan obat-obatan, agar menemui petugas yang mengenakan rompi orange di RS atau BPJS. Kepada petugas tersebut, pasien atau keluarganya bisa menyampaikan keluhannya.
"Kami lebih mementingkan pelayanan dan meminta pihak RS agar menyediakan obat-obatan bagi pasien. Karena klaim dari mereka (RS) kita selalu bayar," tegasnya.
BPJS Kesehatan Banjar mengajak pemerintah daerah, sebagai mitra faskes untuk mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan ini. Agar kebutuhan obat-obatan bagi pasien bisa terpenuhi.
Di tempat terpisah, Sekdinkes Kota Banjar Budi Hendrawan mengatakan, dinas hanya melakukan pengawasan pelayanan kesehatan, agar pemenuhan obat-obatan bisa terpenuhi dengan baik. "Itu merupakan kewenangan pihak terkait (rumah sakit) yang melakukan kerja sama agar permasalahan persediaan obat-obatan bisa terpenuhi," tutur dia.
Budi Hendrawan menyarankan RS jika ada keluhan terhadap obat-obatan bisa mengajukan permohonan ke Dirjen Bina obat Kemenkes, agar cepat ditangani. Sehingga kebutuhan obat-obatan kembali terpenuhi.
Diberitakan sebelumnya, ketersediaan obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar dikeluhkan pasien yang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Mereka harus menebus obat di luar karena di RSUD tidak ada alias kosong.
Seperti yang dikeluhkan Karminah, wanita berusia 58 tahun warga Desa Pamotan Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran. Dia mengaku harus merogoh kocek lebih dalam untuk menebus obat pasca melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
"Iya ini beli obat sendiri tadi di apotek, sesuai resep dari dokter. Karena bagian obat di rumah sakit stoknya tidak ada (kosong)," kata dia kepada wartawan, Rabu (10/11/21) di RSUD Kota Banjar. (anto sugiarto/radartasik.com)