Maknai Hari Pahlawan, Christiana Kayat Bagikan Keahlian Jahit untuk Warga Sekitar

Rabu 10-11-2021,11:15 WIB
Reporter : radi

Radartasik.com, MAUMERE — Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November menjadi momentum untuk menggelorakan kembali semangat jiwa nasionalisme dan kecintaan pada Tanah Air. 

Jika dulu para pahlawan adalah mereka yang berjuang untuk mengusir penjajah dan memerdekakan Indonesia, maka pahlawan pada masa sekarang adalah mereka yang berjuang melawan berbagai permasalahan bangsa. Seperti kemiskinan, masalah sosial dan bencana alam hingga pandemi Covid-19.

Adalah Christiana Kayat, perempuan yang berprofesi sebagai penjahit dari Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mampu mendirikan dan memiliki Lembaga Pelatihan Kursus (LPK) jahit.

Mengusung nama LPK Christin Mekeng, perempuan berusia 43 tahun ini menebarkan ilmu dan keahlian jahit bagi warga di sekitar daerahnya, sehingga menebarkan jiwa kewirausahaan, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan semangat itu, Christiana membantu masyarakat sekitar meningkatkan taraf kesejahteraannya dan merdeka dari kemiskinan.

Awal mulanya, Christiana yang mengaku berasal dari keluarga tidak mampu ini merintis usaha dari nol. Dengan segala keterbatasan, usai lulus Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK) jurusan tata busana di Jawa Tengah, Christiana memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Maumere.

Kepindahannya ke Maumere membuka jalan bagi Christiana untuk berwirausaha. Dia melihat di wilayah ini banyak yang membutuhkan jasa menjahit, tetapi di sisi lain jasa jahit masih minim. Warga setempat yang sering menggelar pesta kerap membutuhkan baju baru. Di sinilah terbuka peluang bagi Christiana.

Kala itu, tepatnya tahun 1998, Christiana memberanikan diri bekerja sambilan menerima pesanan jahitan pribadi, kendati ia sebenarnya masih bekerja di salah satu butik. Melihat potensi yang ada, tahun 2000 dia memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja, dan mulai benar-benar berjuang sendiri membangun usaha.

Tak diduga, pelanggan pertama jasa jahitnya berasal dari karyawan BRI. Bermodalkan satu mesin jahit tua milik sang mertua, dengan tekun dia memenuhi pesanan tersebut. “Pesanan kian bertambah. Tahun 2001 saya mencari tenaga kerja tambahan, tetapi cari tenaga kerja susah, apalagi mindset generasi muda Flores kebanyakan itu selesai kuliah harus PNS, jiwa wirausaha sangat kurang,” ujarnya.

Sulitnya menjaring tenaga kerja membuat Christiana berpikir untuk mulai mengajar, berbekal kemampuan dan ilmu yang dimilikinya. Baru pada 2015, dia memutuskan untuk membuka LPK jahit.

Tags :
Kategori :

Terkait