Tiga Pelamar ”Disuruh” Mundur, Diduga Akibat Ada Seseorang yang Intervensi

Kamis 04-11-2021,14:00 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, BUNGURSARI — Mundurnya tiga peserta open bidding (lelang jabatan) pada posisi calon kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya diduga akibat adanya intervensi dari salah seseorang.

Dari informasi yang dihimpun Radar, tiga peserta yang tak melanjutkan tahapan seleksi karena belum menjalankan salah satu syarat yakni tes antigen. Selain itu, mereka mendaftarkan diri ikut seleksi, karena memprediksi posisi calon Kadisdik tersebut akan sepi peminat.

Sehingga, ketiga pengawas itu memutuskan mengikuti pendaftaran open bidding. Namun setelah pengumuman peserta yang lolos seleksi, mereka tak menyangka jika pelamar yang mendaftarkan diri cukup banyak yakni enam peserta. Akhirnya ada “seseorang” yang meminta ketiganya untuk mengundurkan diri ikut seleksi.

Hal ini pun menuai perhatian para wakil rakyat. Lantaran, mereka sudah diumumkan lolos tahapan seleksi administrasi, tapi tak datang dalam tahapan seleksi penyusunan makalah yang secara otomatis menghentikan langkah mereka ke tahapan selanjutnya.

Ketua Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya, H Ate Tachjan menuturkan saat monitoring beberapa waktu lalu ke Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Tasikmalaya, pihaknya mengetahui pelamar open bidding yang lolos sebanyak 30 dari 34 pelamar yang menyampaikan berkas.

“Kemarin saat kita cek pengumumannya ada 30 peserta, sementara saat hari ini kita monitoring pelaksanaan seleksi ternyata 27 orang.

Memang tidak menjadi kendala pelaksanaan, kita harap ya berjalan saja agar segera posisi kosong terisi oleh pejabat definitif,” ujarnya saat monitoring pelaksanaan assesment dan uji kompetensi calon eselon II di BKPSDM Kota Tasikmalaya, Rabu (3/11/2021).

Politisi Golkar itu mempertanyakan alasan tiga peserta yang sudah lolos tahapan seleksi administrasi mundur begitu saja, tanpa ikut tahapan selanjutnya.

Padahal secara faktual open bidding kali ini begitu terbuka dan diminati banyak pihak, ditandai adanya beberapa pelamar dari luar lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya.

“Bahkan ada yang dari Pangandaran ikut seleksi open bidding kali ini. Informasinya kemarin juga ada dari Sukabumi, namun tak lolos administrasi. Nah ini kan membuktikan bahwa pelaksanaan open bidding terbuka dan objektif,” katanya.

Ia berpesan panitia penyelenggara open bidding bisa memastikan pelaksanaan tahap selanjutnya berlangsung lancar, supaya tujuh kursi kosong di posisi eselon II terisi secepatnya. Kemudian, pelayanan dan kegiatan pemerintahan berjalan efektif tanpa kendala.

“Secara pengawasan, semua peserta kita tahu kualitas dan kapabilitasnya seperti apa, tetapi nanti tiga besar dipilih wali kota selaku user. Kalau kami hanya memonitor pengawasan saja,” ujar Ate.

Sekretaris Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya, Anang Sapaat berharap kejadian open bidding yang sebelumnya tidak terjadi kembali. Munculnya kekhawatiran publik, bahwa seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama seolah di-setting dan dugaan lain-lain yang mencuat ke permukaan.

“Maka sekarang kita pantau langsung dan berharap hasil lebih baik lagi, tak ada kegaduhan, peserta rerata sudah senior dan mumpuni kelihatannya,” kata Anang.

Namun, ia menyayangkan adanya tiga peserta yang hengkang dari medan persaingan sebelum terjun berkompetisi. Ia berharap hal itu bisa terjawab, agar proses seleksi calon kepala dinas tahun ini tidak diwarnai isu-isu spekulatif yang memicu opini masyarakat.

“Pansel kita lihat sudah profesional, objektif dan transparan, tinggal nanti kepala daerah menentukan pilihan. Semoga kemunduran tiga peserta itu tidak jadi hal-hal yang mengurangi kualitas penyelenggaraan seleksi, karena memang sudah ada beberapa pertanyaan ke kami perihal itu,” papar politisi Demokrat tersebut.

Tags :
Kategori :

Terkait