Terobosan Baru, Batik dengan QR Code Hasil Kolaborasi Perajin Batik Trusmi dan Unpad

Senin 25-10-2021,18:15 WIB
Reporter : radi

Radartasik.com, CIREBON — Terobosan baru dilakukan para perajin Batik Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Bekerjasama dengan tim Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, para perajin batik di sana menghadirkan kain atau pakaian batik motif kontemporer dengan memanfaatkan teknologi  Quick Response Code (QR Code) 

Sosialisasi pemanfaatan teknologi QR Code pada batik dilakukan di Gor Serbaguna di Desa Trusmi Kulon, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Senin (25/10/2021).  Hadir dalam kegiatan itu para perajin batik dan tim penelitian dan pengabdian pada masyarakat UNPAD. Serta Ramdan, suami dari mahasiswi S3 FH Unpad, Nelly Novianti.

Berdasarkan pengamatan besarnya QR Code pada kain atau batik tersebut tidak lebih dominan dari motif batik itu sendiri. Sehingga tak menghilangkan kesan pakaian khas Indonesia tersebut. Tak hanya itu  melalui pemanfaatkan teknologi terkini QR Code tersebut, sejumlah informasi bisa diperoleh.

Melalui scan atau pemindai barcode, nama pembuat karya, alamat toko, jenis atau motif batik, foto/video, dapat diketahui. Tergantung sejauh mana informasi yang dimasukkan. Kolaborasi ini dilakukan untuk memperluas pemasaran. Media promosi. Sehingga meningkatkan penjualan. Khususnya para perajin rumahan.

Di mana hasil karya mereka dijual dengan harga rendah. Jauh berbeda dengan harga konter di toko batik modern. Lebih dari itu diharapkan menarik minat generasi muda. Baik sebagai produsen yang melestarian budaya membatik atau sebagai konsumen yang menghargai batik dengan cara menggunakan motif batik QR Code.

QR Code dihasilkan dari aplikasi QR Generator. Berbentuk unik pada setiap konten yang dibuat. Kemudian dibaca dengan cara discan menggunakan aplikasi QR Scanner/Reader. Alasan dan segala upaya itu, Tim Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UNPAD dengan skema Academic Leadership Grant (ALG) mencoba mendorong dan mengembangkan.

Diketuai Prof Dr H Eman Suparman SH MH. Terdiri dari beberapa anggota. Adalah Dr Enni Soerjati, Dr Muhamad Amirulloh, dan Dr Ema Rahmawati. Tim tersebut juga melibatkan mahasiswa S1 dan S3 FH Unpad: William Prasetyo dan Nelly Novianti.

Selain sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat di Trusmi Cirebon, dalam hal perlindungan hak cipta motif batik kontemporer, tim ALG juga mendampingi dan membiayai pencatatan hak cipta dari motif batik QR Code yang dihasilkan perajin Batik Trusmi kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM RI.

Melalui upaya yang dilakukan, tim penelitian dan pengabdian pada masyarakat Unpad berharap teknologi di setiap proses produksi batik di Desa Trusmi semakin dimanfaatkan. Khususnya penggunaan QR Code sebagai motif batik kontemporer Trusmi Cirebon.

“Serta semakin tertariknya generasi muda di era digital untuk menggunakan batik kontemporer QR Code. Sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan perekonomian perajin Batik Trusmi Cirebon,” kata Eman Suparman.

Ketua Asosiasi Pengusaha dan Perajin Batik Cirebon, Rukadi Suminta, mengapresiasi tim kampus dari Bandung tersebut. Melalui pemanfaatan teknologi, katanya, akan semakin banyak mangsa pasar yang terlibat.

Sehingga meningkatkan penjualan. Dan memberdayakan para perajin batik di Trusmi. “Sehingga ekonomi akan meningkat. Semoga bisa terus berkembang dan diikuti oleh para perajin batik lain,” ungkap dia. (ade/opl)

Tags :
Kategori :

Terkait