Erdogan Ancam Usir 10 Dubes Barat, Gara-gara Minta Pembebasan dari Tahanan Aktivis Osman Kavala

Minggu 24-10-2021,15:45 WIB
Reporter : radi

Radartasik.com, ANKARA — Situasi memanas antara Turki dengan negara barat kembali terjadi gara-gara buntut dari penahanan seorang aktivis.

Bahkan saking marahnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta kepada menteri luar negerinya untuk mengusir duta besar dari Jerman, Amerika Serikat dan 8 negara negara barat lainnya.

Sebelumnya negara-negara barat tersebut meminta pembebasan filantropis dan aktivis kelahiran Paris, Osman Kavala (64) pada Senin (18/10/2021) lalu.

Pada Sabtu (23/10/2021) malam waktu setempat, beberapa negara yang termasuk dalam daftar pengusiran angkat suara soal perintah Erdogan itu. Negara barat ini mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi dari pemerintah Turki.

“Kami saat ini sedang dalam konsultasi intensif dengan sembilan negara lain yang terkait,” kata Kementerian Luar Negeri Jerman, seperti dilansir dari AFP, Minggu (24/10/2021).

“Amerika Serikat mengetahui laporan tersebut dan sedang mencari kejelasan dari Kementerian Luar Negeri Turki,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

“Duta besar kami tidak melakukan apa pun yang membenarkan pengusiran itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Norwegia, Trude Maseide, kepada media di negara asalnya.

Trude Maseide juga bersumpah akan terus menekan Turki terkait masalah hak asasi manusia dan demokrasi — komentar yang digaungkan oleh pejabat Denmark dan Belanda.

Selain Jerman dan AS, negara-negara lain yang juga dubesnya bakal diusir adalah Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Selandia Baru, Norwegia dan Swedia. Ke-10 utusan negara juga telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Turki pada Selasa (19/10/2021) lalu.

Sementara itu, Presiden Erdogan terdengar sangat marah dalam percakapan dengan wartawan Turki di dalam penerbangan pulang dari tur Afrika.

“Apakah dalam batas Anda untuk mengajarkan pelajaran seperti itu ke Turki? Siapa Anda?” tuntutnya dalam komentar yang dibawakan oleh penyiar swasta NTV. (ral/int/pojoksatu)

Tags :
Kategori :

Terkait