Radartasik.com, JAKARTA — Influencer sekaligus relawan Covid-19, Dokter Tirta menduga kasus palelanggaran karantina yang terjadi pada selebgram Rachel Vennya melibatkan sejumlah oknum. Tidak mungkin satu oknum memainkan peran di beberapa tempat berbeda. Dia pun meminta dilakukan investigasi secara menyeluruh dengan memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang telah membantu Rachel untuk mengangkangi peraturan karantina yang berlaku.
“Ini harus diinvestigasi karena yang membantu sudah dinonaktifkan katanya. Kasus Rachel Vennya ini jangan setelah viral, tenggelam, kemudian dilupakan. Nanti akan ada Rachel Rachel yang lain. Kemungkinan Rachel ini bukan orang pertama, aku yakin,” kata dr. Tirta dalam podcast Deddy Corbuzier.
Jika pelanggaran karantina hanya dicukupkan dengan mengorbankan oknum TNI berinisial FS, dr. Tirta yakin kasus pelanggaran kekarantinaan inu akan tetap berlanjut ke depannya. Sebab celah untuk oknum bermain tidak ditutup. Dan ini dapat menimbulkan risiko besar untuk masuknya varian baru ke Indonesia dibawa oleh mereka yang baru pulang dari luar negeri.
“Kalau enggak kayak gitu mau memperbaiki, kita membuat karantina sekuat apapun bakal jebol,” kecam pria yang juga penggemar sneaker itu.
Lebih lanjut dia mengatakan, apa yang terjadi pada Rachel Vennya ini ibarat ledakan gunung es. Hal ini harus dimanfaatkan oleh petugas untuk melacak jejak adanya permainan oknum dalam mengangkangi hukum tentang kewajiban menjalani karantina.
“Kita harus mencari tahu dia dapat kontaknya (oknum) dari mana, kalau ada transaksi bayar berapa, kamu kok bisa langsung sampai Bali? Itu harus digali semua. Kalau dia salah ya harus bertanggung jawab sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku,” paparnya.
Dalam amatan dr. Tirta, setidaknya terdapat 5 oknum yang membantu Rachel Vennya sehingga bisa lolos dari menjalani karantina dan bisa bepergian ke Bali. Pertama, oknum yang membawa Rachel Vennya dari Bandara. Kedua, oknum yang membolehkan Rachel satu kamar dengan pacarnya yang tidak ada ikatan darah (sementara dalam aturan tidak diperbolehkan, Red).
Ketiga, oknum yang membawa pergi Rachel dari Wisma Atlet Pademangan. Keempat, oknum yang membolehkan Rachel Vennya terbang ke Bali sementara jika menggunakanakan aplikasi PeduliLindungi pasti tidak boleh berangkat karena masih merah.
Kelima, oknum yang mengamankan Rachel di Bali. Sebab menurut dr. Tirta, Bali kala itu belum terbuka untuk kedatangan. “Paling kocak kalau dia bohong, buktinya dia posting sendiri di Bali. Padahal Bali saat itu masih belum terbuka untuk kedatangan. Berarti ada oknum lagi di sana,” paparnya.
Sementara itu, Rachel Vennya dalam klarifiksinya dalam channel YouTube Boy William mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Pademangan Jakata. Dia tidak pernah menjalani karantina sehingga tidak pernah satu kamar dengan kekasihnya di Wisma Atlet sebagaimana muncul dalam pemberitaan media.
“Nggak, itu salah. Aku tidak menginap sama sekali di Wisma Atlet,” katanya.Rachel Vennya juga membantah dirinya kabur dari menjalani masa karantina demi bisa merayakan ulang tahun di Bali. Dia tidak setuju dengan kabar tersebut karena mengaku baru terbang ke Pulau Dewata setelah masa karantina yang seharusnya dijalaninya, selesai.
“Aku sampai Indonesia tanggal 17 September harusnya karantina dari 17 sampai 25 September. Nah, 25 September sore aku baru ke Bali,” tutur Rachel Vennya. (jawapos)