Musim Lockdown, Penjahat Siber Incar Para Gamers

Senin 18-10-2021,06:00 WIB
Reporter : Tiko

Radartasik.com — Selama pandemi Covid-19 yang melanda dunia hampir dua tahun belakangan, banyak orang kini terpaksa lebih lama berdiam diri di rumah. Bekerja, belajar dan beribadah kini lebih banyak dilakukan dari rumah juga.

Banyaknya kegiatan yang dilakukan hanya dari rumah tentunya bikin bosan. Tak ayal, banyak survey mengatakan kalau selama pandemi Covid-19 terjadi, lebih banyak orang saat ini bermain game lewat berbagai platform mulai dari konsol, PC atau gawai mobile.

Bicara game di masa pandemi, nyatanya kesempatan ini juga ditangkap oleh para penjahat siber untuk melancarkan aksinya. Lebih dari 5,8 juta serangan oleh malware yang menyamar sebagai game PC populer terdeteksi dan dicegah oleh solusi Kaspersky pada Q3 2020 hingga Q2 2021.

Peningkatan volume ini mungkin terkait dengan pertumbuhan pesat aktivitas game selama pandemi. Data tersebut berasal dari laporan ancaman siber terkait game yang baru dirilis oleh Kaspersky, di mana para peneliti menilai terdapat perubahan ancaman terkait game selama pandemi.

Industri game menyaksikan pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 18 bulan terakhir, sebagian, berkat pengguna yang dipaksa untuk menemukan sarana hiburan alternatif saat mereka tinggal di rumah.

Meskipun dunia telah menjadi lebih aman tahun ini, permintaan akan game tetap ada, dan industri ini diprediksi akan tumbuh lebih jauh lagi. Dengan pemikiran ini, para peneliti Kaspersky melakukan ulasan tentang berbagai ancaman terkait game yang dihadapi penggunanya selama pandemi mulai dari potensi serangan pada PC dan seluler, hingga skema phishing.

Untuk mendapatkan gambaran jelas tentang tren ini, Kaspersky menganalisis serangan dengan malware dan perangkat lunak berbahaya lainnya yang menyamar sebagai 24 game PC paling populer dan 10 judul ponsel teratas tahun 2021.

Hasilnya menunjukkan bahwa ancaman siber terkait game PC melonjak seiring diterapkannya masa lockdown di Q2 2020, mencapai 2,48 juta deteksi di seluruh dunia ini meningkat 66 persen dibandingkan Q1 2020 ketika 1,48 juta serangan terdeteksi. Menariknya, tahun ini jumlah serangan dan pengguna yang terinfeksi menurun tajam pada Q2 2021 menjadi hanya 636.904 serangan.

Tags :
Kategori :

Terkait