Setangkai Azhar [Dahlan Iskan]

Kamis 14-10-2021,07:00 WIB
Reporter : agustiana

radartasik.com  - DARI pembukaannya saja saya langsung tahu: ini tulisan penyair terkemuka dari Riau, Prof Yusmar Yusuf. Yang ditulis ketika ia kehilangan sahabat baiknya: Datuk Seri Al Azhar.

Perhatikanlah pembukaan tulisan Prof Yusmar ini, betapa ia merasa kehilangan:

”Bergurau dalam canda yang merisau. Ketiadaan adalah keadaan yang melingkar. Seraya menjalani ketiadaan sepanjang malam, tidur, saya bangun dengan sejumlah pesan masuk tentang ketiadaan. Sobat saya Azhar 'terbang ke langit' selamanya. Lalu, saya terduduk, diam dan menggenang air mata di antara dua pelupuk. Gelombang kedua, ketiadaan: saya kehabisan kata”.

Datuk Seri Al Azhar meninggal di usia 60 tahun. Selasa kemarin. Hanya beberapa hari setelah almarhum menjalani operasi empedu di RS Awal Bros di Pekanbaru.

Al Azhar adalah tokoh Melayu yang paling Melayu. Ia pembela budaya Melayu paling depan.

Di akhir zaman Orde Baru, ia tergabung dalam gerakan Riau Merdeka. Bersama Tabrani Rab.

Mereka, ketika itu, begitu kecewa atas perlakuan pusat ke daerah seperti Riau: kaya minyak, tapi penduduknya begitu miskin. Salah satu yang termiskin di Indonesia.

Berhasil. Bagi hasil 15 persen untuk daerah penghasil minyak dan gas adalah buah perjuangan mereka. Yang sekarang ikut dinikmati daerah seperti Bojonegoro dan Blora.

Tags :
Kategori :

Terkait