radartasik.com, TASIK - Sepekan lagi Kota Tasikmalaya akan merayakan hari jadi ke-20 tahun tepatnya 17 Oktober. Tagline Sehat Produktif yang diusung pemerintah pada HUT tahun ini ternyata belum bisa dirasakan secara real oleh para pengrajin industri kreatif ikon Kota Tasikmalaya, terutama pengrajin payung geulis.
Sejak tidak adanya event Tasikmalaya October Festival (TOF), pengrajin gigit jari. Mereka biasanya menerima order ribuan pieces, kini belum ada permintaan.
Ia menceritakan, demi melestarikan payung geulis, generasi ketiga pengrajin payung geulis ini pun harus berdagang sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Ia pun menyayangkan kegiatan TOF sudah tidak ada lagi. Padahal untuk payung geulis tidak selalu ramai pemesan, ada pasang surutnya. Siklusnya Juli sepi dan mulai ramai Agustus. Bahkan September dan Oktober saat ada TOF penjualan meningkat drastis.
“Karena payung geulis ini sasarannya kegiatan kesenian dan kebudayaan, pariwisata dan pendidikan maka ketika kegiatan tersebut tidak ada, akibatnya pengrajin payung geulis jatuh bangun untuk mempertahankan eksistensi produk ikon Tasikmalaya ini,” katanya.
Artinya, setiap TOF pengrajin payung geulis biasanya mendapatkan modal tambahan. Berdasarkan pengalamannya, TOF 2019 ia menerima pesanan hingga 1.600 payung geulis dengan berbagai macam ukuran, ada kecil dan sedang.
“Biasanya dari September hingga Oktober sudah ramai yang memesan payung geulis. Saat TOF kita biasanya lembur bekerja membuat payung geulis,” ujarnya.
“Untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Tasikmalaya, para pegawai dinas saya harap membeli produk payung geulis untuk pribadi ataupun untuk suvenir,” ujarnya. (riz)