radartasik.com, BANJAR — Tiga dari 45 agen dan e-warong untuk penyaluran program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) terancam ditutup. Hal itu berdasarkan hasil evaluasi Pemkot Banjar belum lama ini.
Menurut Yuli, belasan agen dan e-warong yang perlu dibina lantaran menjual bahan pangan dengan cara dipaket. Kemudian penentuan harga jualnya juga di atas pasaran. Sehingga indikasinya merugikan kepada penerima bantuan. “E-warong yang belasan ini juga bisa terancam ditutup jika dalam hasil pembinaan nantinya tidak bisa memperbaiki usahanya,” kata Yuli.
Penutupan akan dilakukan lantaran e-warong tersebut bukan berupa toko atau warung yang menjual sembako. Warung sudah tidak beroperasi, kemudian keanggotannya sudah tidak bisa dibina. “Kita usulkan tiga e-warong yang ditutup, kemudian ada sekitar 13 atau 14 agen dan e-warong lagi yang diusulkan untuk dilakukan pembinaan,” kata koordinator daerah Bantuan Sosial Pangan Kota Banjar Yuli Yulaeha, Jumat (8/10/2021).
Hasil evaluasi ditargetkan selesai 30 November 2021. “Dalam pelaksanaannya juga kita bersama-sama dengan pihak bank yang ditunjuk untuk ikut menyalurkan bantuan BPNT ini. Mudah-mudahan target evaluasi ini hasilnya bisa selesai sebelum 30 November 2021,” kata dia.
Yuli menjelaskan, saat ini ada 45 agen dan e-warong yang mengcover penyaluran BPNT di setiap desa dan kelurahan. Meski ada tiga yang ditutup dari hasil usulan tadi, penyaluran tidak akan terganggu.
“Dulu memang ada rasio jumlah e-warong dengan jumlah penerima agar balance saat penyaluran, namun sekarang meskipun berkurang tiga e-warong, saya kira masih aman untuk penyaluran karena sudah tersebar di setiap desa dan kelurahan,” katanya.
Selain evaluasi agen dan e-warong, pihaknya juga tengah mengevaluasi data DTKS. Masyarakat miskin dan yang rentan miskin harus dimasukan ke data DTKS supaya jika ada bantuan yang lainnya ke depan akan mudah diusulkan. (cep)