radartasik.com, CIPEDES — Dampak pandemi masih terasa oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selain daya beli masyarakat yang menurun, event yang bisa mendongkrak pendapatan pun tak kunjung datang.
Seperti halnya dialami pelaku UMKM asal Cikiara Kelurahan Kahuripan Kecamatan Cipedes, Nanan Yuliarti (45). Penyedia jus honje dan gula semut itu mengalami penurunan pendapatan sampai 50 persen sejak terjadinya pandemi. “Lumayan merosot gara-gara pandemi,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (7/10/2021).
Sebelum pandemi, dia bisa mendongkrak pendapatan ketika ada event pameran atau sejenisnya. Karena menurutnya, mengikuti event bisa meningkatkan minat warga untuk membeli. ”Meski sekarang jaman online, tapi pameran masih sangat berpengaruh,” ucapnya.
Seperti ketika dia mengikuti bazar Pemkot dalam rangka HUT Kota Tasikmalaya. Dia bisa meraup omset sampai Rp 2 juta dalam sehari. “Makanya kalau ada event apalagi ramai, berani bayar untuk buka stan,” tuturnya.
Cukup disesalkannya sejak adanya pandemi bazar dan event-event yang memancing orang banyak belum pernah ada lagi. Hal itu karena pemerintah masih membatasi kegiatan-kegiatan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19. “Padahal sekarang sudah mereda, mudah-mudahan secepatnya bisa ada pameran lagi,” terangnya.
Terkait penyelenggaraan bazar UMKM di HUT Kota Tasikmalaya, lagi-lagi tahun ini tidak akan lagi diselenggarakan. Selain karena defisit anggaran, pameran pun terlalu berisiko memicu penularan Covid-19.
Sebagaimana diungkapkan, Kepala Dinas KUMKM perindag Kota Tasikmalaya H M Firmansyah yang mengatakan tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya. Pihaknya tidak akan menyelenggarakan pameran UMKM. “Karena anggarannya enggak ada,” ucapnya.
Untuk membantu para pelaku UMKM, sejauh ini pihaknya hanya bisa sebatas pembinaan saja. Supaya mereka bisa tetap meningkatkan kualitas produk dan pengembangan pemasaran. “Kita berharap UMKM tetap bertahan dan berkembang meski pandemi,” ucapnya. (rga)