radartasik.com, CIAMIS — Hasil panen jagung dari petani asal Ciamis dijual ke pengepul dari Majalengka. Hal itu diungkapkan Ketua Gapoktan Layangsari Desa Sukasari Kecamatan Tambaksari Hadis Dede Sudrajat kepada Radar, Selasa (5/10/2021).
Menurut dia, harga jagung itu tidak jauh berbeda dengan padi. Di mana ketika produksi banyak harga anjlok dan sebaliknya, jika stok terbatas harganya melambung. “Saat ini produksi jagung sedang kurang, sekarang harganya Rp 5.400 per kilogram. Itu termasuk mahal, karena kalau normal hanya Rp 3.200,” ujar dia, menjelaskan.
Menurut dia, dalam persoalan ini harus ada peran serta pemerintah untuk mengatur dan lain sebagainya, apalagi saat ini para peternak ayam petelur mengeluhkan dengan mahalnya harga pakan. Karena, jagung di Tambaksari ini cukup banyak dan berpotensi, tinggal bagaimana pengembangannya.
“Bahkan ketika musim hujan banyak yang menanam di kebun pribadi, sawah dan lahan juga teriasi sampai 1.000 hektare lebih, sehingga sangat menjanjikan,” paparnya.
“Saya juga sering menanam di lahan satu hektare, namun sekarang belum karena belum memasuki musim hujan. Masih persiapan saja, ketika nanti memasuki musim hujan yang penuh bisa mulai melakukan penanaman,” ujar dia, menjelaskan.
Menurut dia, idealnya di Ciamis ada penampung jagung dengan ada pabrik besar sekalian, biar jagung Ciamis tidak dibeli oleh pengepul dari Majalengka. Sehingga bisa dimaksimalkan untuk kebutuhan para peternak ayam petelur.
Saat dikonfirmasi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis Budi Wibowo terkait jagung yang banyak dibeli pengepul Majalengka, melalui sambungan teleponnya belum memberikan jawaban. (isr)