Upacara Baijiu

Selasa 17-05-2022,07:00 WIB
Editor : Usep Saeffulloh

Sebagian wajah mereka mulai memerah. Ada juga yang tidak. Yang tidak merona itu pertanda lebih kuat.

Saya bagian menuangkannya. Daripada ikut meminumnya. Es batu habis. Mangkuk penuh es batu berikutnya disajikan. Ini pertanda satu botol itu bukan yang terakhir.

Pasti. Bukan.

Salah satu dari mereka pun berdiri. Menghilang. Sesaat kemudian ia datang lagi. Ada botol besar di tangannya.
Botol itu besar! Tapi isinya tidak penuh. Seperti sudah berkurang sepertiga.

Ternyata ia mengambil botol itu dari tempat penyimpanan Baijiu di restoran itu.

"Ini restoran milik anggota klub. Saya anggota di sini. Boleh titip minuman di sini," katanya.

Saya lihat restoran ini bintang lima. Lokasinya di tengah-tengah lapangan golf. Ini club house.

Rupanya teman itu lama tidak ke sini. Selama pandemi. Setelah Covid, inilah kali pertama ia ke restoran ini. "Sudah lebih 2 tahun tidak makan dan main main golf di sini," katanya.

"Berarti, minuman ini sudah lebih dua tahun disimpan di sini?" tanya saya.

"Sudah enam tahun," jawabnya.

Ia lantas menunjukkan tulisan di botol itu. Ada nama pemiliknya. Ada tanggal berapa pertama dititipkan di situ.
Tahun 2016.

Saya pun mulai siap-siap mental. Harus menemani mereka sampai menghabiskan 2/3 botol itu.

Untunglah Meiling menyelamatkan saya. Biasanya Robert Lai yang jadi juru selamat. Robert belum berani keluar rumah. Demi istrinya yang kalau sampai kena Covid akan fatal sekali.

Keesokan harinya saya dijemput si penitip botol.

"Tadi malam, isi botol itu habis? Atau masih ada sisa untuk disimpan lagi?" tanya saya.

"Habis," jawabnya.

Kategori :