Radartasik, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan melonjaknya harga pangan di seluruh dunia adalah hasil dari Rusia yang berperang dengan Ukraina setelah pertemuan G7.
Namun, Moskow segera membalas dengan menyalahkan sanksi Barat atas lonjakan tersebut.
“Rusia membuat keputusan sadar untuk mengubah perang melawan Ukraina menjadi “perang gandum,'” tegas menteri Jerman itu. Dia menuduh hal ini sekarang mempengaruhi berbagai Negara terutama di Afrika.
"Ada ancaman kelaparan yang brutal, Kita tidak boleh naif tentang ini. Ini bukan kerusakan jaminan, itu adalah instrumen yang disengaja dalam perang hibrida yang saat ini sedang dilancarkanRusia,” Baerbock memperingatkan.
Dia mengatakan nsekarang egara-negara G7 ingin mencari cara alternatif untuk mengirimkan gandum dari Ukraina ke dunia.
Awal pekan ini, Departemen Luar Negeri AS mencuit: “Sementara Ukraina biasa mengekspor hingga lima juta ton biji-bijian per bulan, pengiriman semuanya terhenti karena blokade Kremlin terhadap pelabuhan Ukraina.” Washington juga mengklaim tindakan seperti itu menempatkan “jutaan orang dalam risiko kelaparan.”
Ukraina saat ini tidak dapat mengekspor sekitar 90 juta ton produk pertanian, karena Rusia telah memblokir pelabuhan Ukraina kata Perdana Menteri Denys Shmygal kepada media lokal. Negara ini menghasilkan bagian yang signifikan dari makanan dunia, sekitar 27% dari biji bunga matahari, 5% dari jelai, 3% dari gandum dan rapeseed dan 2% dari jagung.
Sedangkan Rusia adalah pengekspor gandum terbesar di dunia. Meskipun memiliki kemampuan untuk mengekspor gandum, tetapi menghadapi masalah karena sanksi.
BACA JUGA:Timur Tengah dan Afrika Utara Menghadapi Krisis Gandum Karena Perang Ukraina
Menanggapi komentar menteri luar negeri Jerman, Moskow menuduh Barat menyebabkan lonjakan harga pangan.
“Harga naik karena sanksi kolektif yang dikenakan oleh Barat di bawah tekanan dari Amerika Serikat. Ini jika kita berbicara tentang alasan langsung. Kegagalan untuk memahami ini adalah tanda kebodohan atau sengaja menyesatkan publik,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova di saluran Telegramnya.
Menurut diplomat itu, ancaman terhadap kenegaraan Ukraina juga merupakan pekerjaan Barat. " Pendahulu Baerbock juga terlibat di dalamnya, yang tidak hanya ikut campur dalam situasi di negara ini, tetapi juga mencontoh kebijakan dalam dan luar negeri Ukraina dalam mode manual,” tulisnya dikutip dari Russian Today.