radartasik.com, BANJAR — Wakil Wali Kota Banjar H Nana Suryana mengatakan sektor pariwisata dan investasi di Kota Banjar masih tersendat-sendat. Selain adanya kendala dalam landasan aturan hukum, konsep pariwisata di Kota Banjar juga belum fokus.
Seperti Lembah Pejamben. Kata dia, wisata itu bisa menjual dari sisi panorama alam dari ketinggian. Namun sarana pendukungnya di sana (Pejamben) belum fokus pada potensi itu.
Contoh, kata dia, kendala lain seperti aturan hukum untuk pendukung pariwisata yakni Perda Kepariwisataan di Kota Banjar belum ditetapkan. Sehingga potensi untuk mengolah wisata jadi terhambat dan tidak maksimal.
“Perda Kepariwisataan belum ditetapkan. Termasuk pengelolaan dan retribusi. Jika belum ada perda, artinya kan retribusi dari pariwisata melalui perwal turunan dari perda itu belum bisa ditarik, sehingga potensi untuk penambahan PAD dari sektor itu juga belum bisa dilakukan,” katanya.
Dirinya ingin Banjar punya ikon. Sebab, potensi Banjar besar jika dilihat dari letak geografisnya, yakni satu-satunya kota yang dibelah jalur sungai. Yakni oleh Sungai Citanduy.
“Potensi ini juga harus bisa dimaksimalkan. Memang dukungan anggaran juga menjadi kendala saat ini, karena saat pandemi. Anggaran lebih difokuskan untuk penanganan wabah virus corona. Namun ke depan, potensi ini harus tercapai, minimal Sungai Citanduy menjadi lokasi wisata, misalnya susur sungai, lokasi event olahraga air atau perahu, wisata kuliner di pinggir sungai, dan sebagainya,” kata Nana.
Ia menjelaskan dengan hidupnya wisata di Kota Banjar, maka akan gayung bersambut dari sisi investasi hotel dan pusat perbelanjaan. Banjar, kata dia, harus menjadi penyokong kebutuhan perbelanjaan modern warga Pangandaran, sebagian masyarakat Ciamis dan Cilacap.