Radartasik, TASIKMALAYA – Sudah 14 mobil dinas desa di Kabupaten Tasikmalaya hilang. Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Al-Ayubi bersuara.
Asep Sopari Al-Ayubi menyarankan ada pengamanan ganda untuk mobil desa. Diantaranya pemasangan alarm dan kunci stir. Termasuk penggunaanya. Jangan dipakai untuk urusan keluarga.
"Saya kira itu perlu diterapkan di mobil dinas desa melihat sudah ada 14 mobil yang hilang akibat dicuri," kata Asep Sopari Al-Ayubu kepada radartasik.disway.id, Rabu (11/5/2022).
Biaya pemasangan alarm, kata Asep Sopari Al-Ayubi, bisa dialokasikan melalui biaya perawatan mobil di setiap desa.
Pemasangan alarm untuk mobil desa, kata dia, tidak begitu mahal. "Itu kan bisa dialokasikan lewat biaya perawatan," kata dia.
Setiap kepala desa dan pegawai desa harus memiliki tanggung jawab terhadap kendaraan dinas.
"Saya lihat saat ini rasa memiliki itu hilang di setiap desa. Padahal mobil itu merupakan aset negara yang harus dijaga oleh semua pihak, agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarkat, apalagi selogannya di setiap mobil ’Siap Melayani Umat’, ujar Asep Sopari Al-Ayubi.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, melalui Dinas Pemberdayaan Dinas Desa Kabupaten Tasikmalaya, kata dia, harus segera melakukan pembinaan kepada para kepala desa untuk pengelolaan kendaraan dinas.
"Saya kira itu harus dilakukan agar tidak terus bertambah kehilangannya, saat ini kan sudah 14 desa yang kendaraannya hilang dan tidak ditemukan," kata Asep Sopari Al-Ayubi menyarankan.
Legislator dari Partai Gerindra ini pun menyarankan, setiap penggunaan mobil mobil desa harus berdasarkan aturan dan pengelolaan yang jelas.
Mobil dinas desa, kata Asep Sopari Al-Ayubi, tidak boleh digunakan untuk kepentingan keluarga.
Jadi mobil desa hanya boleh dipakai untuk keperluan masyarkat.
"Jangan sampai seperti saat ini kendaraan dinas itu hilang saat digunakan keperluan pribadi," kata Asep Sopari Al-Ayubi menegaskan.
Miris, 14 Mobil Desa Hilang
Hilangnya 14 mobil desa di Kabupaten Tasikmalaya membuat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya H Ami Fahmi mengaku miris.