2022, 64 Jabatan Kepala Sekolah Kosong

Selasa 28-09-2021,14:00 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, TASIK - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya akan mengalami kekurangan kepala sekolah tingkat sekolah dasar (SD) pada pertengahan tahun 2022. Itu karena ada 64 kepala sekolah yang pensiun.

Sekretaris Disdik Kota Tasikmalaya H Mohammad Dani SPd MM membenarkan setiap tahunnya selalu ada kepala sekolah yang memasuki usia pensiun. Dengan prediksi 2022 tahun, Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya butuh 64 kepala sekolah.

”Kita butuh hingga pertengahan 2022 itu 64 kepala sekolah baru,” katanya kepada Radar, Senin (27/9/2021).

Untuk sementara, kata dia, adanya kekosongan kepala sekolah tersebut posisinya diisi Pelaksana Tugas (Plt). “Ketika kepala sekolah banyak pensiun pada 2022, kemungkinan nanti ada Plt dari kepala sekolah masih aktif dengan penempatan dua hingga tiga tempat sekolah,” ujarnya.

Sebagai antisipasinya, pihaknya menggandeng Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Tasikmalaya untuk menyelenggarakan seleksi calon kepala sekolah. Lalu bekerja sama dengan P4TK TK dan PLB Jawa Barat serta Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS).

“Untuk saat ini, sedang melakukan seleksi calon kepala sekolah, baru sampai menyelesaikan seleksi substantif calon kepala sekolah SD pada Jumat (24/9/2021). Hasilnya akan disampaikan 3 hari mendatang,” katanya.

Dengan peserta calon kepala sekolah ada 33 guru. Namun dibutuhkan hanya 15 calon kepala sekolah yang akan diikutsertakan dalam pendidikan dan latihan calon kepala sekolah.

“Walaupun belum menyentuh jumlah yang ideal kita berusaha untuk memenuhi kebutuhan kepala sekolah tahun 2022,” ujarnya.

Selain itu, ia pun berpesan kepada calon kepala sekolah yang mengikuti seleksi agar memahami bagaimana tugas manajerial, dan pengembangan kewirausahaan, serta supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan.

Sebelumnya, wacana kepala sekolah dari guru penggerak kian nyata, saat Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sudah mewacanakan syarat jadi kepala sekolah harus ikut guru penggerak, kini tunggu regulasi.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (PGTK) Disdik Kota Tasikmalaya Asep Sudrajat Hardipraja SPd MAk.

“Ya sudah ada wacana dari Kemendikbud Ristek bahwa calon kepala sekolah harus ikut program guru penggerak. Tetapi payung hukum Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah belum dicantumkan tentang itu (guru penggerak, Red), berarti menunggu regulasi yang jelas dulu,” katanya kepada Radar, Jumat (20/8/2021)

Pihaknya pun mendukung ketika karier sebagai kepala sekolah, harus melewati program guru penggerak, sehingga bukan cuma program penguatan, tetapi juga kepemimpinan. Namun kendalanya, dari Kota Tasikmalaya belum mendapatkan kuota guru penggerak dari Kemdikbud Ristek. “Kota Tasikmalaya belum mendapatkan jatah mendapatkan pelatihan guru penggerak. Baru rencana gelombang 5 atau 6,” ujarnya.

“Makanya, ketika betul-betul menjadi salah satunya syarat menjadi calon kepala sekolah, saya minta guru penggerak diadakan segera. Karena pelatihan cukup lama, hingga 9 bulan,” katanya.

Tambahnya, karena saat guru penggerak sebagai salah satu syarat administrasi mendaftar calon kepala sekolah, guru di Kota Tasikmalaya belum ada yang mengikutinya. Dampaknya Kota Tasikmalaya akan kekosongan cukup banyak kepala sekolah.

“Karena nantinya banyak kepala sekolah dasar yang pensiun pada 2022. Sedangkan calon pengganti kepala sekolah belum semua mengikuti guru penggerak,” ujarnya.

Tags :
Kategori :

Terkait